OJK Tidak Kerja Sendiri

  • Whatsapp
Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Rahmat Mulyanto/Foto: Gamaliel

Kupang–Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tidak bekerja sendiri. Sebaliknya selalu mengajak lembaga keuangan seperti bank, asuransi, dan lembaga keuangan mikro (LKM) bersama-sama melayani masyarakat.

Alasannya lembaga keuangan tersebut memiliki program penyediaan instrumen-instrumen pembiayaan yang dapat digunakan oleh seluruh lapisan mayarakat terutama yang bermukim di perdesaan, kota kecil sampai daerah terpencil.

Read More

“Jika masyarakat mendapatkan akses pembiayaan, mereka bisa membiayai dirinya sendiri misalnya meningkatkan kesejahtraan kalau mereka punya usaha kecil atau usaha mikro, perusahan jasa keuangan harus menyediakan kredit yang skalanya mikro dan asuransi yang skalanya mikro.,” kata Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Rahmat Mulyanto kepada wartawan di di sela-sela Seminar seminar keuangan ‘Peran OJK dan Industri Keuangan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarkat’ Kupang, Senin (6/6/2016).

Menurutnya OJK membuat kebijakan-kebijakan yang memungkinkan lembaga-lembaga keuangan bisa membuat instrumen-instrumen pembiayaan ini bisa mengelolah pendanaanya dengan lebih baik. OJK membuat regulasi kebijakan supaya dimungkinkan mereka bisa melakukan dengan baik

“OJK juga mendorong dan bekerja sama dengan perbankan supaya ada para metode supaya instrumen-instrumen tadi misalnya kredit mikro, kredit kecil bisa diakses jadi tidak hanya menyediakan instrumennya tapi juga metode cara untuk mengakses instrumen-instrumen itu misalnya dengan program layanan keuangan tanpa kantor dalam rangka keuangan inklusif (lakupandai), “ujarnya.

Ia menjelaskan sekarang banyak sekali orang yang masih belum terjangkau oleh pelayanan perbankan tapi peran bank itu penting kalau sewaktu-waktu memerlukan dana atau sewaktu dia punya dana lebih bisa menyimpan di bank tapi masyarakat yang tinggal di daerah terpencil jarak dengan kantor cabang 15 kilometer, padahal kadang-kadang mereka butuh dana secara mendadak.

“Dengan program lakupandai kita mendorong bank-bank untuk mempunyai agen Layanan Keuangan Tanpa Kantor untuk keuangan inklusif atau Laku Pandai bisa orang per orang misalnya dari nasabah bank tertentu. Agen ini bisa melayani siapapun nasabahnya yang ada daerah terpencil kalau memerlukan jasa bank menaruh uang, mentranfer uang atau mengambil uang yang jumlahnya mungkin hanya Rp100 ribu atau Rp 500 ribu.” ujarnya.

Menurut Dia, pelayanan tersebut didukung infrastruktur yang sangat sederhana yakni Electronic Data Capture atau EDC. (rr)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.