Bank NTT Tuan Rumah Raker Forum Service BPDSI, Dihadiri Puluhan Bankir Ternama

  • Whatsapp
Foto: dok

Kupang – Bank NTT menjadi tuan rumah rapat kerja (raker) sejak 8-9 November 2023 dari Forum Service Bank Pembangunan Daerah Seluruh Indonesia (BPDSI).

Kegiatan ini berlangsung di Sotis Hotel Kupang, dan diikuti oleh para bankir perusahaan perbankan besar Tanah Air seperti Direktur Operasional ASBANDA, Subekti Heriyanto, Direktur Utama Bank Nagari, M Irsyad sekaligus sebagai Ketua Steering Committee, Direktur Utama Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho dan sejumlah direksi serta komisaris.

Hadir pula utusan dari Bank DKI, BPD DIY, Bank Kalbar, Bank Kalsel, Bank Bengkulu, Bank Sulut Go, Bank Sulselbar, Bank Kalteng, Bank Jateng, Bank Riau Kepri Syariah, Bank Jatim, Bank Papua, Bank Maluku Malut, Bank BPD Bali, Bank Sumut dan Bank Sumsel Babel. Total peserta yang hadir dalam kegiatan ini yakni 38 orang dari 18 BPD seluruh Indonesia.

Adapun tujuan utama dibentuknya forum ini adalah untuk berbagi pengetahuan dan teknik tentang tata cara meningkatkan level service Quality antar BPD sesuai Platform Industry Perbankan Nasional.

Mengawali pertemuan, Ketua OC, Idrianis menyampaikan overview pembentukan forum service BPDSI. Forum ini terbentuk dari hasil pertemuan beberapa BPD pada 9 Juni 2022 di Kantor ASBANDA.

Untuk memperkuat peran dan fungsi dari forum ini telah ditetapkan tagline berupa “We are Family Not Competitors” menunjukkan rasa persaudaraan yang kuat antar BPD. Apalagi BPD mempunyai segmen pasar tersendiri di masing-masing daerah.

Menurutnya, selama 2023 Forum service BPDSI telah melaksanakan beberapa kali agenda pertemuan baik secara Offline/live maupun secara online melalui Zoom Meetting, sehingga kedepannya program kerja sejenis perlu disusun dan disepakati secara bersama, sehingga tujuan terbentuknya Forum Service BPDSI dapat tercapai.

Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho saat itu menyambut kedatangan para pimpinan bank di Kota Kupang. Alex menegaskan jika hari ini semua berkumpul berbicara mengenai services, maka sebenarnya kompetitor sudah berbicara tentang lifestyle. Karena itu harus ada lompatan-lompatan yang luar biasa, ekspektasi yang tinggi untuk menyesuaikan dengan perubahan yang begitu cepat.

“Salah satu yang kita harapkan supaya kita punya nilai beda, daya saing dan daya unggul, kita harus melakukan terobosan berbasis potensi unggul lokal. Bagaimana caranya? Dengan digitalisasi kita masuk. Services yang kita lakukan adalah yang modern untuk pelayanannya, aman pemanfaatannya dan handal untuk sistemnya serta adaptasi dengan model-model bisnis yang kita ciptakan. Tentu new bisnis model yang menjadi kebutuhan karena pelayanan harus bisa menyesuaikan dengan model bisnis yang baru,” ujar Alex.

Menurutnya, dengan digital loan yang sudah dimiliki Bank NTT, di sana tersedia aplikasi M-Banking, dan secara real time siapapun sudah bisa melakukan inisisasi kredit dengan sistem IT yang sudah hndal.

“Ini juga bisa menjdi satu model diskusi untuk menjalin komuniksi dengan berbagai pihak. Agar BPD lain yang belum punya, kita siap berjalan bersama-sama. Kita melihat perubahan perilaku pasca covid, orang mulai healing, hangout, disitu dia tidak saja menjadi sesuatu yang baru, melainkan pola hidup berubah. Bahkan kita sudah pada tataran diskusi mengenai bank night. Nah ini harus segera disikapi,”pungkasnya. (*/gma)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.