Kupang – Warga Matani, Desa Penfui Timur, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, NTT mengeluh karena jalan di wilayah itu rusak parah selama bertahun-tahun, tetapi belum diperbaiki.
Kerusakan jalan membuat warga kesulitan saat berangkat kerja maupun pulang ke rumah. Hal yang sama juga dialami mahasiswa yang indekos di wilayah itu.
Kerusakan jalan berdampak tidak adanya transportasi umum yang membuka trayek ke sana. Jalan yang rusak itu merupakan akses satu-satunya menuju tempat tinggal warga, atau sebaliknya menuju kampus, kantor dan fasilitas publik lainnya di kota.
Sesuai pantauan, ruas jalan tersebut terlihat sangat memprihatinkan. Beberapa bagian jalan bahkan sudah tidak bisa dilalui kendaraan roda empat karena berlubang dan berbatu.
Warga mengendarai sepeda motor atau sepeda pun kesulitan karena kondisi jalan yang bergelombang atau tidak rata.
Pada ketika hujan, ruas jalan tersebut membentuk genangan air yang cukup dalam, sehingga rentan terjadi kecelakaan lalu lintas karena banjir yang yang semakin memperparah kondisi jalan.
Sejumlah warga yang menyebutkan, kerusakan jalan sudah berlangsung lama. Mereka sudah berkali-kali melaporkan kondisi jalan tersebut ke aparat desa dan dinas terkait, namun sampai saat ini belum ada perbaikan. “Sangat prihatin karena jalan yang rusak ini sangat mengganggu aktivitas sehari-hari kami,” tutur warga setempat tanpa menyebutkan identitasnya.
Vika, 20, mahasiswa semester empat Universitas Nusa Cendana yang tinggal di Matani juga mengalami kesulitan akibat jalan rusak tersebut.
Dia berharap pemerintah memberikan perhatian khusus terhadap permasalahan ini dan memprioritaskan pembangunan jalan di Matani.
“Harapan saya ke depan, jalan ini bisa diperbaiki karena berkaitan dengan transportasi dan keselamatan pengguna jalan, dilihat dari situasi jalan yang seperti itu kalau misalnya hujan, badan jalan menjadi berlumpur. Genangan air cukup dalam dan licin sehingga berbahaya bagi pengendara kendaraan bermotor terutama pengendara sepeda motor,” kata Vika.
Kepala Desa Penfui Timur, Zem Tafoki mengatakan pihaknya sudah mengajukan permohonan perbaikan jalan ke pemerintah kabupaten, namun proyek perbaikan jalan belum dikerjakan hingga saat ini. Menurutnya, pemerintah desa dan warga warga tetap berharap perbaikan jalan tersebut dimulai tahun 2023 ini. (Martha Lendong)