Petani NTT Tahan Penjualan Gabah

  • Whatsapp
Ilustrasi: Beras Impor/Copyright: Lintasntt.com

Kupang–Bulog Divre Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah menyerap 20 ton beras petani selama Januari-Februari dari target 4.500 ton selama 2018.

Minimnya penyerapan beras disebabkan petani di daerah itu memilih menahan gabah hasil panennya untuk kebutuhan sehari-hari daripada menjual beras ke Bulog.

Read More

“Sebagai besar petani menyimpan dulu gabahnya, bilamana dibutuhkan dia pergi ke penggilingan. Namun beras yang digiling itu tidak semuanya dijual, disisakan untuk kebutuhan makan,” kata Kepala Bulog Divre NTT Efdal Sulaiman di Kupang, Kamis (22/2).

Penjualan beras dalam jumlah banyak baru dilakukan pada jelang tahun ajaran baru untuk membeli buku dan seragam sekolah bagi anak-anak mereka, atau kebutuhan lainnya yang mendesak.

Menurut Efdal, strategi yang dilakukan petani tersebut sangat baik untuk menjaga beras di rumah tetap tersedia dan dalam jumlah yang cukup. “Jangan sampai setelah petani menjual habis beras atau gabahnya, nanti dia membeli lagi dengan harga yang tinggi,” kata Efdal.

Kondisi seperti itu terjadi karena hasil panen petani anjlok, seperti petani di Kabupaten Nagekeo, menurut Efdal, pada 2017, Bulog berhasil menyerap puluhan ton beras dari petani di daerah itu. Namun, pada 2018, hasil panen petani berkurang yang membuat mereka enggan menjual berasnya ke bulog maupun pasar.

Saat ini penyerapan beras baru berasal dari petani di Kabupaten Rote Ndao dan Sumba Timur, sedangkan penyerapan dari daerah lain nihil.

“Rata-rata petani NTT sedang menanam padi sehingga belum ada penyerapan. Bulog menunggu sampai 90 hari ke depan akan terjadi panen raya baru dilakukan penyerapan beras,” kata Dia.

Minimnya penyerapan beras juga berdampak terhadap meningkatnya ketergantungan beras dari luar daerah. Menurut Efdal, setiap tahun NTT mendatangkan sekitar 55.200 ton beras dari sejumlah daerah, belum termasuk beras jatah untuk aparatur sipil negara, TNI, dan Polri, serta cadangan beras masing-masing kabupaten sebanyak 100 ton dan cadangan beras pemerintah provinsi sebanyak 200 ton, sedangkan rata-rata kebutuhan beras di daerah itu sebanyak 4.600 ton per bulan.

“Jika target penyerapan 4.500 ton itu terpenuhi, sisa dari kebutuhan beras tahunan itu didatangkan dari luar daerah,: ujarnya.

Saat ini stok beras di gudang bulog NTT yang tersebar di sejumlah kabupaten sebanyak 39.710 ton cukup untuk kebutuhan selama lima bulan. (sumber: mi/palce)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.