Petani Oefafi Mengeluh, Sawah 102 Ha hanya Bisa Dikelola 12 Ha, Bendungan dan Pompa Tidak Membantu

  • Whatsapp
Foto: Jemi

Kupang – Sejumlah petani sawah di Desa Oefafi, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengeluh karena areal persawahan milik mereka seluas 102 hektare (ha) hanya bisa dikelola 12 ha pada musim tanam tahun ini. Bantuan pemerintah tidak bisa membantu mereka dalam mengatasi persoalan suplai air ke lahan mereka tersebut.

Keluhan tersebut diungkapkan langsung para petani ketika bertemu dengan Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Pemanfaatan Sumber Daya Lahan Marginal, Anny Mulyani yang melaksanakan monitoring dan verifikasi lokasi sawah tadah hujan yang membutuhkan pompanisasi di Oefafi, Rabu (24/4/2024).

Disampaikan petani pasokan air yang kurang membuat lahan mereka tidak bisa dikelola seluruhnya sehingga ancaman kekurangan stok beras kini mengintai mereka.

Dikatakan pembangunan bendungan di wilayah itu dan pemberian mesin pompa air oleh dinas pertanian provinsi kepada mereka tidak membantu menyelesaikan persoalan kekurangan air. Ini karena bendungan tersebut tidak berfungsi maksimal karena tidak bisa menampung air. Mesin pompa yang ada juga tidak bisa difungsikan karena ketersediaan air di sumber air yang kurang.

Mereka meminta agar bendungan tersebut dipindahkan ke lokasi lain diwilayah itu yang punya sumber air.

Anny Mulyani meminta masyarakat untuk bersabar sambil usulan mereka di perjuangkan di kementerian.

Sementara untuk upaya antisipasi gagal panen pada musim tanam satu tahun ini kata Any kementan berupaya untuk memberikan bantuan mesin pompa yang dengan volume besar.

Terkait kelangkaan pupuk bersubsidi yang juga diungkap petani dalam dialog tersebut, Anny Mulyani mengatakan alokasi pupuk subsidi untuk petani ditingkatkan di tahun 2024 ini.

Ia mengakui bahwa pada tahun sebelumnya alokasi kuota pupuk berkurang, tapi di tahun 2024 ini akan meningkat dua kali lipat.

“Tadinya 4,2 juta ton, tapi tahun ini meningkat menjadi dua kali lipat dari alokasi sebelumnya. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kelangkaan pupuk lagi,” jelasnya.

Any menyampaikan terkait dampak El Nino, Kementan kini menggalakan program pompanisasi air untuk pemenuhan kebutuhan air dilahan-lahan pertanian dan juga perluasan lahan pertanian untuk meningkatkan indeks luas lahan tanam pada pertanian tadah hujan.

Usai memantau Bendung Batuoe, Anny Mulyani, didampingi Plt. Kepala Dinas Pertanian Provinsi NTT, Joaz Oemboe wanda, Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Kupang, Amin Juariah, perwakilan korem 161, Pj. Satgas Pangan, Balai Peternakan Kupang, perwakilan Kodim 1604 Kupang, Kepala Badan Standardisasi Instrumen Pertanian NTT, Camat Kupang Timur, Isak Lubalu, Kepala SKMPP Kupang melakukan panen padi secara simbolis di Kelurahan Babau. (Jmb)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.