Kupang – Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) melalui Water for Women Project (WfW Project) menyebarkan atau diseminsi hasil pengambilan data dasar (baseline) untuk mengkaji dampak perubahan iklim terhadap isu air dan sanitasi di Kota Kupang, Selasa (25/7).
Kegiatan berlangsung di aula Hotel Neo-Aston Kupang, menghadirkan kelompok kerja air minum dan penyehatan lingkungan (Pokja-AMPL), Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, Poltekes Kupang, Sanitarian, dan tim baseline. Hadir sebagai narasumber, Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Persatuan Tuna Daksa Kristiani (Persani) NTT.
Selain diseminasi hasil baseline, bersamaan dengan kegiatan ini, dilakukan pelatihan Studi Enviromental Health Risk Assesment (EHRA) bagi enumerator atau asisten peneliti yang akan mengambil data di lapangan.
Provincial Coordinator WfW Project di NTT, Juliani Talan menyebutkan baseline berlangsung selama lebih dari dua minggu di empat kelurahan di Kota Kupang yakni Nefonaek, Maulafa, Oebufu, dan Naioni.
“Diseminasi hasil baseline ini bertujuan menyebarkan hasil kajian awal terkait dampak dari perubahan iklim terhadap isu air dan sanitasi di Kota Kupang, lalu terkait studi EHRA, kita juga sekaligus melakukan pelatihan untuk enumerator atau asisten peneliti,” kata Juliani Talan.
Juliana berharap hasil baseline ini digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam merumuskan strategi atau kebijakan air dan sanitasi yang berketahanan iklim khusunya di Kota Kupang.
Terkait studi EHRA, tambahnya, Plan Indonesia juga melatih enumerator dengan harapan dalam berproses di lapangan, tim enumerator benar-benar memahami pengisian form studi EHRA dengan baik, dan juga enumerator benar-benar memahami dan mampu melakukan wawancara dengan responden yang berkebutuhan khusus atau disabilitas.
“Dalam pelatihan ini juga kita sekaligus dapat menentukan jumlah kecamaatan, desa dan juga jumlah rumah tangga yang akan didatangi,” tambahnya.
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Kupang, Djidja Kadiwanu menyebutkan, kegiatan yang digelar tersebut merupakan lanjutan dari kegiatan sebelumnya di Aula Bappeda. Salah satu kesepakatan saat itu yakni terkait diseminasi hasil baseline.
Sedangkan, untuk kegiatan hari ini, tambah Djidja, difasilitasi oleh narasumber dari Universitas Indonesia, Dinas Kesehatan Provinsi NTT dan Plan Indonesia.
“Pemerintah Kota Kupang menyampaikan terima kasih untuk Plan Indonesia yang sudah bersedia memfasilitasi kegiatan ini,” katanya.
Dia mengatakan, Pemerintah Kota Kupang selalu membuka pintu bagi siapa saja yang ingin berkontribusi dalam mengatasi berbagai persoalan yang ada, seperti sanitasi dan air.
Belum lama ini, Kota Kupang melakukan deklarasi sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) pilar 2 cuci tangan pakai sabun (CTPS).
“Ternyata kalau saja saudara-saudara kita, masyarakat kita paham terkait hidup bersih dan sehat tentunya kita tidak perlu lagi menyampaikan secara berulang-ulang kepada mereka, mulai dari sosialisasi dan seterusnya. Saya berpesan kepada kita semua, mari kita manfaatkan waktu dan kesempatan yang sangat baik ini untuk sharing saling tukar pikiran dengan yang lain,” pungkas Djidja. ()