Kekeringan, Plan Indonesia Salurkan Lebih dari 1 Juta Liter Air Bersih di Lembata

  • Whatsapp
Penyaluran Air Bersih/Foto: Andre Bulutowe dari PLAN

Kupang – Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) sebagai organisasi kemanusiaan, mendistribusikan air bersih kepada warga terutama di permukiman relokasi di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Distribusi air bersih menyusul fenomena El Nino yang puncaknya diprediksi terjadi pada Agustus hingga September 2023. El Nino berpotensi memperparah kondisi kekeringan di NTT serta kebakaran hutan dan lahan.

Read More

Melalui Program Implementation Area (PIA)Lembata, Plan Indonesia mendistribusikan air bersih ke tujuh titik lokasi di lima permukiman relokasi, yakni Walang, Kalabahi, Tana Merah, Waisesa, dan Podu.Permukiman ini dihuni warga yang direlokasi pasca bencana banjir bandang akibat Siklon Seroja pada April 2021.

“Berdasarkan hasil kaji cepat kebutuhan yang dilakukan pada 14-15 Juni 2023, sebanyak 1.874 orang atau 570 KK terdampak kekeringan yang terjadi di 5 permukiman tersebut. Kekeringan ini turut berdampak pada kesehatan dan keselamatan warga khususnya anak-anak,” ujar PIA Manager Lembata, Erlina Dangu, Rabu (9/8).

Erlina mengatakan, kurangnya air bersih turut menyebabkan anak-anak, utamanya anak perempuan menghabiskan waktunya di sumur untuk menimba air.

Kondisi ini akan mengancam keamanan dan keselamatan anak perempuan saat disuruh mengambil air untuk kebutuhan sehari-hari. Selain itu, anak perempuan menjadi kurang memperhatikan kebersihan dirinya, termasuk kesehatan menstruasi karena kurangnya air bersih.

Ovin, 12, salah satu anak dampingan Plan Indonesia turut merasakan dampak kekeringan di Kabupaten Lembata. Kurangnya air bersih menghambat Ovin untuk belajar dengan nyaman di sekolah terlebih saat sedang menstruasi.

“Selama kekurangan air bersih, saya jadi jarang mandi sebelum ke sekolah. Belum lagi saya harus menghemat air sehingga sulit untuk menjaga kebersihan diri saat menstruasi. Sepulang sekolah juga waktu istirahat kurang karena harus mencari air,” ungkap Ovin.

Dengan melihat kondisi ini yang berdampak besar terutama pada anak perempuan, Plan Indonesia mendistribusikan air bersih sebanyak lima kali dalam seminggu. Sebanyak 5.000 liter air bersih disalurkan pada hari senin hingga jumat. Ovin dan keluarga mendapatkan jatah 400 liter air bersih dalam sehari.

“Saya senang dengan bantuan ini, karena kami sangat terbantu dan juga Plan Indonesia merupakan lembaga pertama yang memberikan bantuan air bersih untuk saat ini. Saya jadi lebih rajin ke sekolah,” ungkap Ovin.

Pendistribusian air bersih dilakukan sejak 26 Juni hingga 16 Agustus 2023 mendatang. Total sebanyak 225 truk tangki atau lebih dari satu juta liter air bersih disalurkan kepada warga yang membutuhkan.

Kesulitan Akses Air Bersih

Sementara itu, kesulitan akses air bersih memang sudah dialami warga sejak direlokasi ke permukiman baru ini. Namun, kondisi semakin diperparah dengan mulai masuknya musim kemarau yang mengakibatkan air bersih semakin sulit didapatkan.

“Kondisi warga di desa ini yang berjumlah sekitar 138 keluarga dengan 400 jiwa sangat susah mendapatkan air bersih. Apalagi memasuki musim kemarau tentu masing-masing kepala keluarga paling tidak menyiapkan uang seratus ribu sampai 200 ribu per bulan untuk bisa membeli air bersih untuk memenuhi kebutuhan empat sampai lima hari,” ungkap Mus, salah seorang warga di permukiman Tanah Merah.

Selain mendistribusikan air bersih, Plan Indonesia turut mengkampanyekan gerakan hemat air, memastikan perlindungan pada anak dan perempuan saat mengambil air, dan mengedukasi pola hidup bersih dengan air yang minimal.

Plan Indonesia juga mendorong pemerintah Lembata untuk melanjutkan pemberian bantuan pada warga dan menyiapkan aksi kesiapsiagaan kekeringan di Lembata. (mi)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *