Empat Kecamatan di Amfoang Terisolasi Akibat Banjir

  • Whatsapp
Ilustrasi
Ilustrasi

Kupang–Lintasntt.com; Empat kecamatan di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur terisolasi akibat banjir yang memutuskan arus tranportasi ke daerah itu sejak satu pekan terakhir.

Kecamatan yang terisolasi tersebut berbatasan dengan Distrik Oekusi, Timor Leste yakni Amfoang Utara, Amfoang Barat laut, Amfoang Barat Daya, dan Amfoang Timur. Sampai Rabu (12/2) kendaraan dari arah Kota Kupang maupun Amfoang belum beroperasi.

“Ada dua akses ke kecamatan di wilayah Amfoang yakni dari Kupang dan dari Kabupaten Timor Tengah Utara, tetapi dua-duanya terputus karena banjir,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Timur Tini Thadeus, Rabu (12/2).

Menurut Tini, dari arah Kupang, kendaraan harus melintasi sekitar 100 sungai yang belum memiliki jembatan penyeberangan. Saat ini sungai tersebut meluap sehingga kendaraan tidak berani melintas.  “Ada satu sungai di ruas jalan Timor Tengah Utara-Amfoang belum memiliki jembatan sehingga jika terjadi banjir, kendaraan tidak bisa lewat,” ujarnya.

Sulitnya akses menuju empat kecamatan ini mengakibatkan harga bahan kebutuhan pokok melonjak tajam. Harga beras misalnya naik dari Rp10.000 per kilogram (kg) menjadi Rp20.000 per kg. Bensin naik dari sebelumnya Rp10.000 per liter menjadi Rp17.000 per liter.

Harga kebutuhan lainnya seperti telur, gula, minyak goreng juga naik rata-rata 50-100 persen. “Tidak ada warga yang datang ke kota untuk berbelanja kebutuhan pokok sehingga harga-harga melonjak,” kata Agus Nope, warga Amfoang. Ia mengatakan kelangkaan kebutuhan pokok selalu terjadi di wilayah tersebut akibat cuaca buruk dan ruas jalan yang terdiri dari bongkahan batu besar dan berlubang. Padahal wilayah ini hanya berjarak sekitar 159 kilomter dari Kota Kupang.

Ia mengatakan pada musim panas, jarah tempuh Kupang-Amfoang sekitar 12 jam. Sebaliknya pada musim hujan, warga yang bepergian ke Amfoang bahkan menginap di jalan jika terjebak banjir.

Kondisi ini mengakibatka hasil bumi seperti pisang dan umbi-umbian dijual murah kepada pedagang perantara yang datang ke sana. Adapun akses terhadap air bersih dan fasilitas kesehatan dan pendidikan juga terbatas. Kondisi seperti ini membuat warga setempat sering melakukan transaksi bersama warga Timor Leste. Bahkan sesuai laporan Pemerintah Kabupaten Kupang, sebanyak 40 keluarga asal Kecamatan Amfoang Timur telah menjadi warga Timor Leste sejak 2013 lalu karena menganggap kehidupan di sana lebih baik daripada bersama Indonesia. (gba)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.