Tanggapan Lifebuoy terhadap artikel ‘Iklan Lifebuoy Dinilai Melecehkan Rakyat NTT’

  • Whatsapp
Rumah Penduduk Desa Bitobe/Foto: lintasntt.com
Rumah Penduduk Desa Bitobe/Foto: lintasntt.com

JAKARTA—Menanggapi artikel di LintasNTT.com, pada hari Jumat, 29 November 2013 berjudul ‘Iklan Lifebuoy Dinilai Melecehkan Rakyat NTT’, PT Unilever Indonesia Tbk sebagai produsen Lifebuoy mengucapkan terima kasih atas masukan yang disampaikan. Semua masukan dari masyarakat untuk iklan/kegiatan kami adalah referensi yang sangat berharga bagi kami untuk menciptakan komunikasi yang lebih baik lagi ke depannya.

Berkaitan dengan iklan yang dimaksud dalam artikel tersebut, perkenankanlah kami menjelaskan sebagai berikut:

Program ini adalah bagian dari edukasi Cuci Tangan Pakai Sabun yang telah secara konsisten dilakukan oleh Unilever melalui Lifebuoy selama hampir 10 tahun di Indonesia. Program “5 Tahun  Bisa untuk NTT” didasarkan pada data ilmiah yang terdapat dalam Ringkasan Eksekutif Data dan Informasi Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Laporan Pendahuluan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012, yang menunjukkan NTT merupakan salah satu propinsi dengan angka kematian balita tertinggi dibandingkan dengan propinsi lain di Indonesia, yaitu 58 per 1000 kelahiran hidup

(http://www.depkes.go.id/downloads/KUNKER%20BINWIL/19%20Ringkasan%20Eksekutif%20Prov%20NTT.pdf).

Satu dari empat kematian balita di NTT disebabkan oleh diare, (http://www.bkkbn.go.id/litbang/pusdu/Hasil%20Penelitian/SDKI%202012/Laporan%20Pendahuluan%20SDKI%202012.pdf) penyakit yang sebetulnya dapat dicegah dengan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS).

Dalam program ini kami mengajak masyarakat untuk mendukung melalui beberapa pilihan cara: klik “dukung” di situs kami
(http://www.5tahunbisa.lifebuoy.co.id), menonton video di Youtube ( http://www.youtube.com/watch?v=im7viiFfKo4 (Preview) ), ’like’ fanpage Lifebuoy atau pembelian produk Lifebuoy di gerai tertentu.

Untuk setiap dukungan, secara otomatis kami akan memberikan donasi sebesar Rp100,- untuk program yang akan kami jalankan di Desa Bitobe, NTT yang direkomendasikan kepada kami oleh pemerintah setempat sebagai salah satu daerah di Kabupaten Kupang NTT, yang membutuhkan bantuan.

Apabila ada pihak yang merasa tidak nyaman saat menyaksikan video ini, kami sampaikan permohonan maaf. Kami tidak pernah bermaksud merendahkan martabat anak-anak dan masyarakat NTT. Program ini kami luncurkan untuk membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) melalui salah satu pilarnya yaitu Cuci Tangan Pakai Sabun yang menurut riset telah terbukti dapat menurunkan resiko diare hingga 50% dan ISPA hingga 45% (http://globalhandwashing.org/why/health-impact). Kebiasaan sederhana ini mempunyai dampak yang besar terutama bagi kesehatan balita yang rentan terserang infeksi.

Perlu kami informasikan bahwa periode pengumpulan dukungan telah berakhir tanggal 30 November 2013 dan iklan kami mengenai program ini telah selesai masa tayangnya. Hingga saat ini, telah terkumpul donasi lebih dari Rp 710juta yang akan kami salurkan untuk program pembangunan sarana sanitasi dan akses air bersih serta program edukasi PHBS di Desa Bitobe.

Dapat kami jelaskan pula bahwa keterlibatan Unilever Indonesia dalam program edukasi dan pengembangan masyarakat di NTT sudah dimulai sejak tahun 2010. Melalui program yang dilaksanakan oleh Yayasan Unilever Indonesia bekerja sama dengan WFP (World Food Program), kami melakukan edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di sekolah-sekolah dan posyandu yang tersebar di Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan dan Sumba Barat Daya, meliputi edukasi sikat gigi pagi dan malam, cuci tangan pakai sabun di 5 saat penting, sarapan bernutrisi dan kantin sehat di sekolah.

Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang misi sosial Lifebuoy ini, Anda dapat menghubungi Suara Konsumen Unilever di suara.konsumen@unilever.com atau 0-800-1-558000.

Maria D. Dwianto
Head of Corporate Communications
PT Unilever Indonesia

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.