Mendikbud Lantik Rektor Baru Undana

  • Whatsapp
Foto: lintasntt.com
Foto: lintasntt.com

KUPANG—LINTASNTT.COM: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh melantik Prof Ir Fred Benu, MS, Ph.D  menjadi rektor Universitas Nusa Cendana (Undana), Kupang, Nusa Tenggara Timur periode 2013-2017, Selasa (3/12).

Fred menggantikan Prof Ir Frans Umbu Datta, M.App, Sc, Ph.D yang menjabat rektor selama dua periode. Pelantikan berlangsung di Gedung Rektorat Undana, Jalan Adisucipto Penfui, diawali pengucapan sumpah. Menurut Mendiknas, jabatan rektor harus ada proses regenerasi, dan regenerasi rektor undana dilaksanakan dengan bijak.

Dalam sambutannya, ia minta pemerintah daerah memanfaatkan sumber daya manusia Undana untuk kemajuan daerah. Undana saat ini kata Dia, sudah lebih maju dari Undana antara 20-30 tahun lalu.  Pimpinan baru Undana juga diminta membawa universitas negeri satu-satunya di Nusa Tenggara Timur ini menjadi pusat belajar komoditas unggulan daerah. “Misalnya kalau ingin belajar tentang peternakan, tidak ada di tempat lain, kecuali di Universitas Nusa Cendana,” kata Dia.

Menurutnya Undana harus menumbuhkan budaya dan tradisi akademik. Yang paling mudah membaca apakah sebuah kampus memiliki budaya akademik kata Dia, ialah jam berapa kampus sepi. “Kalau jam tiga sore kampus sudah sepi, maka budaya akademiknya perlu diubah,” jelasnya. Selain itu, menurut Dia, jika hasil penelitian yang dihasilkan guru besar, dosen dan mahasiswa makin berkualitas, hal tersebut menunjukkan universitas tersebut berkualitas. “Tetapi untuk masuk ke sana tidak boleh ada faksi, tidak boleh ada kelompok. Yang ada hanya satu kelompok yakni kelompok undana,” ujarna.

Hal lain yang ditekankan Mendikbud yakni Undana perlu terus mengajak anak dari keluarga kurang mampu secara ekonomi untuk kuliah di universitas ini. “Jemputlah anak-anak kurang mampu dngan tangan terbuka dan bawa ke kampus, itu letak kemuliaan dari perguruan tinggi,” katanya. Mantan Rektor Undana Frans Umbu Datta mengatakan pada tahun ajaran 2012-2013, Undana membebaskan 966 mahasiswa dari sumbangan pembangunan pendidikan (SPP) karena berasal dari keluarga miskin.

Seusai melantik rektor, Mendikbud kemudian bertemu ratusan mahasiswa semester satu penerima bidik misi. Para mahasiswa tersebut berasal dari keluarga miskin dan yatim piatu. Dalam sesi tanya jawab, seorang mahasiswa bernama Sofia Tefa mengaku tidak pernah membayangkan bakal menuntut ilmu di perguruan tinggi sejak ayahnya meninggal pada 2010. Namun ia kemudian lulus di perguruan tinggi dan diterima sebagai mahasiswa penerima bidik misi. (Sumber: Mediaindonesia/Palce Amalo)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.