Peserta Sail Raja Ampat Meninggal di Timor Tengah Utara

  • Whatsapp
Perahu milik peserta Sail Raja Ampat ketika tiba di Kupang akhir Juli 2014
Perahu milik peserta Sail Raja Ampat ketika tiba di Kupang akhir Juli 2014

Kefamenanu—Dieter August Sattler (71), peserta Sail Indonesia Raja Ampat asal Australia ditemukan tewas di dalam kapal miliknya di perairan Wini, Kecamatan Insana Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur.

Kepala Polres TTU, Ajun Komisaris Besar I Gede Mega Suparwitha kepada Kompas.com, Minggu (10/8/2014) mengatakan Sattler meninggal akibat terkena serangan jantung, Sabtu (9/8/2014) kemarin petang.

“Di dalam kapal itu, Dieter August Sattler bersama dua rekannya yang lain asal Polandia yakni Rudoslaw Chromik dan Viktoria Emilian. Saat (Sattler) terkena serangan jantung, dua rekannya sempat turun ke darat untuk mencari bantuan dokter. Setelah dokter masuk ke kapal dan memeriksa korban, ternyata nyawanya tidak bisa tertolong lagi,” jelas Suparwitha.

Jenazah Dieter kata Suparwitha, kemudian dibawa oleh tim medis dan polisi dari Polsek Insana utara menuju ke Kefamenanu dan diteruskan ke Rumah Sakit Umum WZ Yohanes Kupang untuk disemayamkan.

Sedangkan dua rekan korban, saat ini masih diperiksa secara intensif di Polsek Insana Utara untuk mengetahui penyebab lain terkait tewasnya Sattler. “Kita juga masih koordinasi dengan pihak kedutaan Australia dan konsulat serta keluarga korban di Australia untuk membawa jenazahnya kembali ke negaranya,” kata Suparwitha.

Dua Jari Putus

Sehari sebelum meninggal, Dieter August Sattler, sempat dirawat di RS Mgr Gabriel Manek, Atambua, Kabupaten Belu, karena dua jarinya putus. Korban dirawat di rumah sakit selama satu hari, kemudian keluar dan kembali ke kapalnya.

“Jarinya tengah dan jari manis tangan sebelah kanan, putus terkena jangkar saat berada di perairan Amfoang Utara, Kabupaten Kupang selanjutnya mereka mencari bantuan medis hingga ke Puskesmas Wini, Insana Utara, TTU, namun karena keterbatasan peralatan medis, kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Atambua,”jelas Suparwitha di Kefamenanu. (sumber: kompas.com)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *