Kupang–Kematian ibu hamil karena proses persalinan di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur masih tinggi.
Selama 2015, sebanyak lima ibu meninggal disebabkan pendarahan dan infeksi. Angka itu memang berkurang dari kematian ibu pada 2014 sebanyak tujuh orang. Namun angka itu masih tinggi.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang dokter Ary Wijaya mengatakan itu kepada wartawan, Rabu (6/1). Begitu pula angka kematian bayi selama 2015 juga masih tinggi yakni 27 orang.
Bayi-bayi munggil itu meninggak akibat asfiksia, infeksi, diare. Asfiksia atau denyut yang berhenti merupakan kondisi kekurangan oksigen pada pernafasan yang mengancam jiwa. Untuk mengantisipasi kematian ibu dan bayi, pemerintah Kota Kupang mengeluarkan peratuarn daerah tentang Kesehatan ibu, bayi baru lahir dan anak balita (KIBBLA).
Ada lagiP eraturan Wali Kota tentang KIBBLA untuk peningkatan keterampilan tenaga kesehatan pembuatan SOP pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), perbaikan gizi melalu PMT-P bagi ibu hamil. “Pemerintah juga menjalin kemitraan dengan dukun atau kader, “katanya.
Ia meminta Lurah dan Camat terus monitor ibu yang akan bersalin, kunjungan dokter spesialis serta sosialisasi dari tenaga kesehatan. (rr)
Kupang - Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai salah satu…
Kupang - DPRD Kabupaten Kupang, NTT pada Senin (29/4/2024) menyampaikan akan merekomendasikan temuan persoalan pengelolaan…
Kupang - Sebuah kapal wisata terbakar di Perairan Pulau Penga, Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT…
Kupang - Kantor UPT Perbenihan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT yang terletak di Jalan…
Kupang Dalam upaya mendukung transisi energi hijau dan pencapaian target Net Zero Emission 2060, PLN…
Kupang - Sejumlah dokter Pegawai Tidak Tetap (PTT) di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT)…