Ini Kecelakaan yang Dialami Prabowo dan Operasi Besar yang Pertaruhkan Nyawanya

  • Whatsapp
Prabowo Subianto/Foto: AP dari CNN

Kupang – Presiden terpilih Indonesia, Prabowo Subianto (73), baru saja mengungkapkan bahwa dia telah menjalani operasi besar yang mempertaruhkan nyawanya. Operasi besar itu terkait kaki kirinya yang membuatnya tak bisa berjalan dengan gagah.

Pada musim kampanye Pilpres 2024 lalu, kondisi kaki kiri Prabowo ini sempat menjadi sorotan. Ada yang menduga-duga itu efek dari stroke atau penyakit lainnya yang menandakan Prabowo kurang bugar.

Namun, kini Prabowo menguaknya, bahwa kaki kirinya pernah cedera akibat kecelakaan terjun payung.

“Seperti sudah diketahui banyak pihak, saya pernah mengalami 2 kali kecelakaan terjun payung saat bertugas di TNI pada tahun 80-an di kaki kiri saya, cedera ini selama ini masih saya rasakan,” beber Prabowo di akun Instagramnya, Minggu (30/6/2024).

Prabowo menyebut operasi terhadap kaki kirinya merupakan “operasi besar” yang dilakukan oleh dokter-dokter di RSPPN Panglima Besar Soedirman — RS milik Kemenhan yang berlokasi di Bintaro, Jaksel.

“Saya sadar dan paham bahwa tindakan medis yang saya jalani penuh dengan risiko dan pertaruhan nyawa,” kata Prabowo.

Prabowo memutuskan melakukan operasi demi bangsa dan negara. “Saya yakinkan diri bahwa semua ini untuk negara dan bangsa, saya juga yakin tim dokter dan seluruh tenaga medis yang menanganinya pun andal dan profesional,” tulisnya.

Prabowo tak menjelaskan lebih rinci tentang kecelakaan terjun payung yang dialaminya semasa menjadi menjadi perwira muda, di mana dan kapan.

Kecelakaan di Jerman

Namun, kecelakaan yang menimpa Prabowo bisa dibaca di buku Kopassus: Inside Indonesia’s Special Forces karya Ken Conboy.

Dalam buku itu, Conboy menulis bahwa kecelakaan pertama yang mencederai kaki Prabowo terjadi pada April 1981. Saat itu, Prabowo bersama seniornya, Luhut Binsar Pandjaitan, mengikuti pelatihan antiterorisme GSG-9 di Jerman selama 22 minggu.

“Bersama lima orang Turki, mereka adalah orang asing pertama yang diizinkan mengambil bagian dalam kursus kontraterorisme di Jerman. Ini adalah sebuah pengalaman penuh cobaan, ketika Prabowo absen beberapa minggu setelah ia terjatuh dari halang rintang dan kakinya patah,” beber Conboy.

Dalam buku Sintong Panjaitan, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando” karya Hendro Subroto, dijelaskan bahwa Luhut menandatangani prosedur medis untuk operasi kaki Prabowo di Jerman.

Meski mengalami kecelakaan yang melukai kakinya, Prabowo tetap berhasil menyelesaikan pendidikannya sebelas bulan kemudian. Wing kualifikasi GSG-9 tertempel di dadanya— demikian juga Luhut.

Soal pendidikan di Jerman ini pernah diungkap Prabowo saat menghadiri acara Day Of German Unity yang diadakan Kedubes Jerman di Jakarta, pada 4 Oktober 2023.

“Saya sendiri telah mengikuti pendidikan di Jerman pada tahun 1981 dan merasa kagum atas kekuatan Jerman dan kontribusi positif negara Jerman di seluruh dunia khususnya di Indonesia,” ujar Prabowo dalam pidatonya.

Kecelakaan Kedua

Pada tahun 80-an Prabowo juga mengalami kecelakaan militer. Kecelakaan ini bermula saat Prabowo dan Luhut Pandjaitan mengikuti pendidikan di markas pasukan khusus Angkatan Darat AS di Fort Bragg selama 4 bulan. Di sana, mereka berteman dengan Letnan Paul Arn, instruktur senior bidang terjun payung militer di Bragg.

Ketika Prabowo dan Luhut kembali ke Indonesia, Prabowo meminta Letnan Arn untuk memimpin latihan tim terjun payung di Cijantung. Pada pertengahan Juli 1980, Letnan Arn dan 6 tentara Pasukan Khusus AD AS tiba di Indonesia dan melatih 250 prajurit TNI AD.

Dalam upacara pembukaan latihan di markas Kopassandha (nama lama Kopassus), semua instruktur dari AS bisa mendarat tepat sasaran. Namun, prajurit Indonesia mendarat tersebar di berbagai titik.

“Selain itu, pergelangan kaki Sintong patah (yang masih belum sembuh total pada saat operasi Woyla) dan tulang ekor Prabowo patah,” tulis Conboy.

Informasi agak berbeda ditulis di buku Sintong Panjaitan, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando. Di situ dijelaskan bahwa dalam latihan terjun bebas itu Sintong dan Prabowo mengalami ‘cedera kaki’. Sintong ditulis menderita patah kaki dan harus dirawat di rumah sakit selama 2 minggu.

Mantan ajudan Prabowo, Kapten (Purn) Agustinus Susanto, juga pernah mengungkap cedera di kaki Prabowo. “Pak Prabowo itu pada saat beliau terjun freefall, itu terjadi kecelakaan, sehingga kakinya patah dan harus di-pen. Makanya beliau jalannya agak pincang apalagi kalau kena udara yang dingin dan ditambah beliau kan sudah umur 73 tahun,” ujarnya dalam podcast Deddy Corbuzier pada Maret 2024.

Prabowo pernah mengungkapkan cedera di kaki kirinya setelah memberikan suara pemilu pada 14 Februari 2024 di Hambalang, Bogor. Dia berenang di rumahnya.

“Saya berenang karena saya punya masalah dengan kaki saya, kaki kiri. Jadi saya itu sudah enggak bisa lagi yang berat-berat, apa istilahnya, lari. Jadi berenang paling bagus bagi saya. Dengan berenang saya bisa merenung di air,” tuturnya.

Prabowo pun mengaku bisa berenang selama 1 jam. “Tergantung waktu yang tersedia. Kalau bisa satu jam, ya satu jam,” ucapnya. (sumber: kumparan)

 

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *