Daerah

Potensi Panas Bumi di Flores 377 Mw, tapi Terancam Krisis Listrik Mulai 2027

Kupang – Potensi panas bumi atau geothermal di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) tercatat mencapai 377 Megawatt (Mw), namun baru 18 Mw yang dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga listrik.

Potensi sebesar itu tersebar mulai dari Manggarai Barat di ujung barat Flores sampai Flores Timur di ujung timur Flores, menunjukkan masih besarnya potensi yang belum tergali untuk mendukung kelistrikan dan pembangunan berkelanjutan di wilayah tersebut.

Manager PLN Unit Induk Wilayah NTT Fransiskus Eko Sulistiono mengatakan, pengembangan lebih lanjut sektor panas bumi di Flores sangat penting untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan meningkatkan akses energi bersih. Pada 19 Juni2017, pemerintah telah menetapkan Icon Flores Geothermal Island melalui Keputusan Menteri ESDMNomor 2268K/30/MEM/2017.

Menurutnya, potensi panas bumi di Ulumbu, Kabupaten Manggarai 100 Mw, kapasitas terpasang 10 Mw dan rencana pengembangan 40 Mw.

Kemudian potensi Panas Bumi Waesano di Manggarai Barat mencapai 36 Mw dan rencana pengembangan sebesar 10 Mw. Kemudian panas bumi Sokoria di Ende dengan potensi 40 Mw, kapasitas terpasang 8 Mw dan rencana pengembangan 22 Mw, panas bumi Oka-Ile Ange di Flores Timur sebesar 50 Mw, dan Atadei di Lembata sebesar 40 Mw, serta panas bumi Nage dan Mataloko di Ngada masing-masing 46 Mw dan 65 Mw.

Merurutnya, total daya mampu pasok pembangkit di NTT mencapai 415 Mw. Dari jumlah itu, komposisi bauran energi baru terbarukan (EBT) di seluruh system kelistrikan 42 Mw atau 10% yang berasal dari pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP), pembangkt listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH).

“Pada Road map pengembangan EBT 2025-2028 PLN masih memerlukan tambahan pembangkit EBT sebesar 300 Mw, sehingga total kapasitas EBT pada tahun 2028 menjadi sebesar 342 Mw atau 42,6%) dari total Rencana Daya Mampu Pembangkit sebesar 800 Mw,” katanya saat Media Gathering di Pulau Semau, Senin (27/5/2025).

Terancam Defisit

Untuk pertumbuhan beban puncak sistem Timor, lanjutnya, masuk kategori aman setelah masuknya PLTU Timor 1 berkapasitas 2×50 Mw, kecuali sistem Flores yang diprediksi mengalami defisit listrik pada 2027. Ketika itu, daya mampu PLN hanya 119 Mw, sedangkan proyeksi beban puncak mencapai 127 Mw.

Kondisi ini terjadi lantaran pertumbuhan ekonomi sektor pariwisata Labuan Bajo, Manggarai Barat dan sekitarnya akan memicu pertumbuhan beban di sistem Flores secara signifikan.

“Untuk itu diperlukan akselarasi pembangunan PLTP Ulumbu Unit 5 dan Unit 6 (2 x 20 Mw) dan PLTP Mataloko (2 x 10 Mw) untuk menjaga kondisi pasokan daya listrik sistem Flores agar menjadi aman dan tidak defisit,” jelas Eko Sulistiono. (*/mi)

Komentar ANDA?

Canra Liza

Recent Posts

WNI Asal Belu Tewas Diduga Tertembak di Timor Leste

Kupang - ATB, 33, seorang Warga Negara Indonesi (WNI) asal Dusun Lamasi A, Desa Manleten,…

6 hours ago

Bank NTT Beri Bonus Tabungan untuk Anggota Paskibraka NTT 2025

Kupang - Bank NTT memberikan apresiasi khusus kepada 44 Anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka)…

9 hours ago

PLN Terapkan Pengamanan Kelistrikan Berlapis untuk Sukseskan HUT ke-80 RI

Jakarta - PT PLN (Persero) berhasil menyuplai listrik andal selama rangkaian Upacara Peringatan Hari Ulang…

22 hours ago

Siswa SMK di TTU Dua Kali Panjat Tiang Bendera Setinggi 12 Meter, Ini Ceritanya

Kupang - Seorang siswa SMK di Kecamatan Musi, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), NTT memanjat…

2 days ago

Kenakan Pakaian Adat di Upacara HUT ke-80 RI, Ini Makna Kemerdekaan bagi Gubernur NTT

Kupang – Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia di Nusa Tenggara Timur berlangsung…

2 days ago

Sukses Kibarkan Bendera Merah Putih, Paskribraka NTT Teteskan Air Mata

Kupang - Tangis haru pecah seusai tim Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) sukses mengibarkan Sang…

2 days ago