Categories: Dunia

Pertemuan IA-CEPA Antara Indonesia dan Australia Sebaiknya Ditunda

Kupang–Pemerhati Indonesia Australia Ferdi Tanoni meminta agar pertemuan kerja sama ekonomi Indonesia dan Australia (IA-CEPA–Indonesia Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement) yang akan berlangsung di Jakarta pada September 2018 sebaiknya ditunda.

“Apa gunanya membangun sebuah kerja sama ekonomi dengan Australia yang hanya memanipulasi berbagai kejahatan dalam memarjinalkan rakyat Indonesia demi kepentingan nasionalnya,” katanya kepada wartawan di Kupang, Sabtu (4/8).

Atas dasar itu, ia meminta agar pertemuan IA-CEPA ditunda saja, karena Australia hanya mengimingi sebuah pertumbuhan ekonomi semu yang belum pasti bagi Indonesia,karena negeri Kanguru itu tidak pernah berlaku adil dan jujur dalam membangun hubungan bilateral dengan Indonesia.

Tanoni mencontohkan kejahatan Australia antara lain sejak tahun 1972 secara sepihak menguasai seluruh sumber daya alam rakyat Indonesia di Laut Timor dan menutupi kasus petaka tumpahan minyak Montara 2009 di Laut Timor yang telah membunuh lebih 100.000 mata pencaharian masyarakat miskin pesisir di NTT.

“Sudah ratusan miliar dolar dinikmati oleh Australia akibat dari kejahatannya itu, sementara rakyat Indonesia dibiarkan terus menderita,” ujar Tanoni yang juga pemerhati masalah Laut Timor itu.

Menurut dia, hal-hal inilah yang mestinya menjadi perhatian utama para pemrakarsa IA-CEPA yakni Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito dan Ketua BKPM Tom Lembong sebelum membuat sebuah kebijakan yang kemudian disodorkan kepada Presiden Joko Widodo.

Tanoni mengatakan Australia dengan penduduk tidak lebih dari 25 juta jiwa itu, dalam sejarah hubungannya dengan Indonesia, hanya menggunakan Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 250 juta jiwa sebagai salah satu negara yang memberikan subsidi terhadap pertumbuhan ekonomi Australia.

Jika IA-CEPA ini direalisasikan maka yang memperoleh keuntungan ekonomi terbesar adalah Australia, dimana Indonesia akan dijadikan pasar Australia dan lebih dari itu produk produk Australia akan merambah pasar bebas ASEAN dengan menggunakan Indonesia sebagai batu loncatan (steping stone) saja. Sementara produk produk Indonesia sudah pasti akan kalah bersaing dengan produk produk Australia.

“Jika Australia jujur, seharusnya sudah merealisasikan sebuah kerja sama yang saling menguntungkan dengan Indonesia sebagaimana yang ditanda tangani pada era 1990-an, yakni kerja sama Australia Indonesia Development Area (AIDA).

Dalam kesepakatan kerja sama yang ditandatangani Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Perindustrian Hartarto ini bertujuan guna mengimbangi neraca perdagangan RI-Australia yang difokuskan pada kerja sama pembangunan ekonomi Australia dan kawasan timur Indonesia guna mempercepat ketertinggalannya.

“Namun Australia tampaknya enggan untuk meneruskan kerja sama dimaksud karena dirasakan tidak memberikan keuntungan yang maksimal kepada negaranya,” ujar Tanoni.

Dia menambahkan bahwa pada waktu itu Australia mengusulkan kerja sama AIDA ketika sedang ramainya isu Perjanjian Celah Timor dan pembagian hasilnya yang sangat merugikan Indonesia agar disetujui Indonesia.

“Kami mendukung segala bentuk kerja sama antara Indonesia-Australia sepanjang kerja sama itu jujur, adil dan memiliki nilai timbal balik untuk kemakmuran bersama antara rakyat kedua negara,” katanya.

“Kami menduga, kerja sama IA-CEPA tersebut hanya untuk membungkam isu perundingan kembali batas perairan di Laut Timor dan Petaka Tupahan Minyak Montara 2009 yang ditutupi Australia dan PTTEP dimana Australia harus bertanggung jawab untuk membayar seluruh kerugian yang ditimbulkan itu sekitar 20 miliar dolar Australia,” tambah mantan agen Imigrasi Australia ini.

Karena itu, rencana kerja sama antara Indonesia-Australia dalam forum IA-CEPA yang akan berlangsung di Jakarta pada September 2018, sebaiknya ditunda karena tidak bermanfaat apa-apa bagi bangsa dan negara Indonesia. (john)

Komentar ANDA?

Canra Liza

Recent Posts

Nasdem Dekat Dengan Golkar, Jerry Manafe-Hans Taopan Duet?

Kupang - Mantan wakil bupati Kupang periode 2019-2024, Jerry Manafe, Kamis (2/5/2024) mendaftar di DPD…

10 hours ago

Rayakan Hardiknas, BPMP NTT Gelar Semarak Gerakan Sekolah Sehat

Kupang - Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai salah satu…

10 hours ago

Elfrid Saneh Ragukan Keberanian DPRD di Kasus Dana Seroja

Kupang - DPRD Kabupaten Kupang, NTT pada Senin (29/4/2024) menyampaikan akan merekomendasikan temuan persoalan pengelolaan…

14 hours ago

Kapal Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan dan ABK Dilarikan ke RS Siloam

Kupang - Sebuah kapal wisata terbakar di Perairan Pulau Penga, Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT…

15 hours ago

Api Hanguskan Kantor UPT Perbenihan di Airnona

Kupang - Kantor UPT Perbenihan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT yang terletak di Jalan…

18 hours ago

PLN Dukung Petualangan Hijau Touring Motor Listrik dari Jakarta, Labuan Bajo Hingga Bajawa

Kupang Dalam upaya mendukung transisi energi hijau dan pencapaian target Net Zero Emission 2060, PLN…

1 day ago