Indikasi tersebut terungkap pasca tertangkapnya mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq dan Ahmad Fatanah dalam kasus tindak pidana korupsi dan pencucian uang terkait kuota impor daging sapi.
“Indikasi (mafia sapi) ada, gejalanya ada, orangnya siapa itu yang belum tahu,” kata Busyro kepada wartawan seusai menggelar pertemuan Tata Niaga dan Daging Sapi bersama gubernur dan sejumlah bupati di Kupang, Rabu (10/9).
Ia mengatakan jika sapi di dalam negeri termasuk di NTT cukup memenuhi kebutuhan masyarakat, kenapa harus diimpor dari luar negeri, “Justru impor berlebihan itu bisa dimanfaatkan untuk suap dan fee,” katanya.
Busyro mengaku datang ke Kupang untuk melihat database sapi di daerah itu, guna menelusuri alasan melakukan impor sapi. Menurutnya jika sapi cukup, dan ada pihak tertentu melakukan impor akan merugikan peternak. Namun impor tersebut akan menguntungkan orang-orang yang dekat dengan lingkaran kekuasaan.
“Kunjungan ke sini untuk bagaimana memberdayakan peternakan termasuk bersama-sama memonitoring kartel tersebut,” kata Dia. Selama di Kupang, Busyro mengaku mengunjungi sejumlah lokasi pembibitan sapi di wilayah Kabupaten Kupang serta rumah potong hewan (RPH) di Kabupaten Kupang dan Kota Kupang. Kunjungan itu juga bertujuan mencegah mafia dan kartel sapi dicegah secara dini. (gba/media indonesia)
Kupang - Tiga truk bermuatan batu kali di tahan aparat polisi di Pos Polisi Oeteta,…
Kupang - Tahun ini Indonesia memasuki usia ke-79. Namun, pendidikan di negeri ini masih saja…
Borong - “Saya berharap agar dengan adanya sumur bor ini, saya pastikan kebutuhan air minum…
Kupang - PLN Unit Pelaksana Pengatur Beban (UP2B) NTT telah melaksanakan kegiatan pemeliharaan metering dengan…
Kupang - Pengelolaan dana badai siklon Seroja sebesar Rp 229 miliar di Kabupaten Kupang, NTT,…
Kupang - Mantan wakil bupati Kupang periode 2019-2024, Jerry Manafe, Kamis (2/5/2024) mendaftar di DPD…