Maumere–Wahana Tani Mandiri (WTM) bersama Oxfam mendorong pengembangan kedaulatan pangan masyarakat Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur melalui program yang diberi nama ‘Study Farmer to Farmer ini Sikka’.
Kegiatan sosialisasi pangan ini berlangsung selama empat bulan di wilayah dampingan WTM yakni Kecamatan Talibura, Kangae, Mapitara, Magepanda, Mego, dan Tanawawo.
Koordinator Programn WTM Herry Naif mengatakan kegiatan ini lanjut dari penghargaan yang dianugerahkan kepada Beatriks Rika sebagai Female Food Hero (Perempuan Pejuang Pangan) 2015 versi Oxfam.
Beatrisk Rika adalah anggota Kelompok Tani Lowo Lo’o yang melakukan perkawinan silang padi sampai mendapatkan padi varietas baru yang diberi nama 3S (Sega, Sela Sona). Dia akhirnya menerima penghargaan sebagai Perempuan Pejuang Pangan (Female Food Hero) pada Tanggal 16 Oktober 2016 di Jakarta bersama para Pejuang Perempuan Pangan lainnya yang menjadi dampingan Oxfam.
Kemudian pada 13 Juli lalau, WTM bersama Oxfam menemui Beatrix di Desa Bhera, Kecamatan Mego yakni Manajer Program Righ to Food-Oxfam Widiyanto.
Direktur WTM Carolus Winfridus Keupung, Koordinator Program Heribertus Naif, Koordinator Pertanian Dedy B.Alexander, dan Maria Martha Muda sebagai Koordinator Advokasi, Riset, dan Pengelolaan Lingkungan. Hadir pula Fasilitator Kecamatan Mego Martinus Maju dan 30 anggota Kelompok Tani Lowo Lo’o.
“Mereka ingin melihatlangsung keberlanjutan dari penelitian yang sementara ini dijalankan dan seperti apa dorongan WTM sebagai lembaga dampingan untuk bisa membawa suatu perubahan yang baru dalam membangun mitra dengan Oxfam ke depannya,” kata Hery Naif.
Kunjungan Oxfam tersebut disambut gembira oleh kelompok dengan mengalungkan selempang bermotif kembang bunga. Pengalungan diberikan oleh Ketua Kelompok Lowo Lo’o Yohanes Seda kepada Widayanto.
Pada kesempatan tersebut, Beatriks mengulas tentang penelitiannya. Betriks Rika mengatakan keberhasilan ini adalah inspirasi dari seorang petani peneliti Filipina bernama Yuni, dampingan Masipag. “Saya berpikir dalam hati kenapa mereka bisa kita tidak bisa,” kata Beatriks. Dari situ, muncul keinginan menjadi petani peneliti hingga berhasil mengawinkan padi varietas baru. (*/hery naif)