Wartawan Kompas Luncurkan Buku

  • Whatsapp

KUPANG—LINTASNTT.COM: Wartawan Kompas Frans Sarong meluncurkan buku berjudul ‘Serpihan Budaya NTT’ yang bercerita berbagai hal mengenai penyebab memudarnya budaya dan adat istiadat NTT.

Acara peluncuran dilakukan oleh Gubernur NTT Frans Lebu Raya dirangkai dengan bedah buku dan dialog budaya yang menghadirkan enam narasumber antara lain Rm Valens Doy, Pr, Pdt Dr Merry Kolimon, dan Drs Leo Nahak, berlangsung di Hotel T-More Kupang, Sabtu (3/8).

Buku setebal 311 halaman tersebut terdiri dari lima bab yang merupakan kumpulan ficer karya Frans di Harian Kompas tentang artefak, atraksi tradsional, kampung tua, dan denyut kehidupan, diterbitkan oleh penerbit Ledalero, Maumere.

“Budaya kita ini adalah budaya tutur dan diyakini oleh para orang tua bahwa pada saatnya akan muncul orang baru yang bisa melanjutkan budaya tutur ini. Mengapa kita tidak masuk ke budaya tulis saja,” kata Frans Lebu Raya pada saat peluncuran buku tersebut. Ia mengaku menangkap kegelisahan dari pemerhati budaya jangan sampai budaya tutur tersebut akan sirna.

Akan tetapi munculnya buku serpihan budaya NTT ini diharapkan menggugah penulis muda untuk membukukan budaya dari berbagai daerah di NTT, termasuk dari kalangan wartawan.

Menurutnya, tanda-tanda hilangnya budaya satu kelompok masyarakat tertentu di NTT seperti di berbagai desa yang dahulunya menggelar ritual di rumah adat, kini tidak dilakukan lagi. Di antaranya ritual mengenai memilih benih atau ritual membangun rumah baru. Namun di sejumlah kampung kata Dia, masih mempertahankan budaya mereka yang diwariskan turun-temurun. (GBA)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.