Warga Mataru Utara Gotong Royong Perbaiki Jalan Desa Sejauh 10 Kilometer

  • Whatsapp
Warga Desa Mataru Utara gotong-royong pemulihan jalan dibatas RW 3 dan RW 4. Foto: Frendi Atakama

Bungeta – Warga Desa Mataru Utara,Kecamatan Mataru, Kabupaten Alor gotong-royong memperbaiki jalan rusak di desa tersebut sejauh 10 kilometer sejak 30 Mei-3 Juni 2022.

Kegiatan ini melibatkan ratusan orang dipimpin oleh kepala desa setempat. Warga membawa batu dan tanah untuk menutup jalan yang berlubang serta membersihkan rumput yang tumbuh di bahau jalan agar aman saat dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat.

Read More

Di antaranya memperbaiki titik-titik jalan yang rusak karena tergerus air hujan dan perbaikan bahu jalan dari perbatasan Desa Mataru Utara sampai perbatasan Desa Welai Selatan.

Kepala Bidang Pembangunan Desa Mataru Utara, Petrus Padakama mengatakan kegiatan perbaikan jalan selalu digelar setiap Mei-Juni karena dua bulan tersebut telah ditetapkan Pemeintah Kabupaten Alor sebagai bulan bhakti sosial.

“Kami sangat kesal dengan,pemerintah kabupaten karena selama bertahun tahun jalan pengubung ini tidak diperhatikan oleh Dinas Pekerjaan Umum. Jalan dibuka sejak 2006, dan sampai tahun 2022 sama sekali belum diaspal. Harapan kami semoga tahun 2022 ini jalan ini diperhatikan oleh pemerintah,” kata Petrus Padakama kepada jurnalis warga di Bungeta, Desa Mataru Utara, Kamis (2/6/2022).

Kepala Dusun B Desa Mataru Utara, Adolof Maruli menjelaskan setiap RW bertugas memperbaiki jalan sepanjang 5 kilometer. “Wilayah kerja saya dua RW dan 4 RT, saya membagi titik lokasi masing-masing satu RW kerja 2,5 km sehingga prediski saya, pekerjaan dimulai 30 Mei kelar tanggal 3 Juni nanti,” pungkasnya. Menurutnya, gotong-royong sebagai salah satu hubungan sosial anntar warga desa perlu dijaga dengan baik hingga turun temurun.

Di lokasi yang sama, Tofilus Lengmani, warga RT 6 RW 3 Dusun B kerja bakti tersebut sudah diinformasikan oleh pemerintah desa satu pekan sebelumnya. “Jika kami dianggap sebagai bagian dari warga Kabupaten Alor, tolong perhatkan jalan ini karena hampir 16 tahun jalan ini digusur tetapi belum diaspal,” katanya.

Kondisi jalan rusak seperti itu membuat akses transportasi dari desa ke ibu kota kabupaten dan sebaliknya terganggu. Bahkan, komoditas pertanian dari desa tesebut dibeli dengan harga di bawah harga pasar. Sementara itu, para wanita menyiapkan makanan dan minuman sebagai bekal bagi para pria yang bekerja memperbaiki jalan. “Kami membawa bekal dari rumah masing-masing sampai di tempat kerja, ibu-ibu memasak dan kami makan bersama-sama. Kalau kopi dan air minum disiapkan oleh pemerintah desa.  (Frendi/Jurnalis Warga)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.