Wagub NTT Tegaskan Monopoli Harga Rumput Laut Berakhir, Petani Bebas Jual ke Luar Daerah

  • Whatsapp
Kunjungan Kerja Wagub Johni Asadoma di Sulamu/dok. Humas

Sulamu – Wakil Gubernur NTT Johni Asadoma menegaskan monopoli harga rumput laut oleh sejumlah perusahaan telah berakhir, menyusul dicabutnya peraturan gubernur yang mengatur tentang tata niaga komoditas hasil perikanan tersebut.

“Pergub yang mengatur tentang harga jual rumput laut telah dicabut dan sehingga tidak ada lagi monopoli yang merugikan petani seperti sebelumnya,” ucap Wagub Johni saat panen rumpu lau di Sulamu, Kabupaten Kupang, Jumat (16/5/2025).

Read More

Tidak terbatas di pergub tersebut, wagub juga minta masyarakat menyampaikan pendapatnya jika menemukan peraturan pemerintah yang terkesan menghambat dan merugikan, agar ditinjau lembali.

“Jika terdapat hambatan mohon disampaikan secara langsung. Pemerintah tentu berharap masyarakat dapat sejahtera sehingga peraturan yang terkesan menghambat siap untuk ditinjau kembali dan direvisi,” ujarnya.

Dalam kunjungan kerja yang dihadiri Wakil Bupati Kupang Aurum Titu Eki tersebut, Wagub mengajak Pemerintah Kabupaten Kupang agar terus berkerjasama memperjuangkan yang terbaik meskipun di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu saat ini..

“Saya juga berharap anak-anak wajib sekolah, khususnya di jurusan perikanan untuk mendukung pengembangan industri rumput laut di Kecamatan Sulamu. Masalah sarana dan prasarana terus diupayakan. Bibit dan kapal ikan juga kami upayakan bersama kementerian terkait karena bagi saya, Sulamu selalu di hati,” ucap Johni Asadoma.

Wagub Johni Asadoma datan ke Sulamu mengunakan kapal milik Balai Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang diterima oleh Wakil Bupati Kupang Aurum Titu Eko, Camat Sulamu Markus Fanggidae dan masyarakat setempat.

Ikut dalam kunjungan kerja ini Kadis Perikanan dan Kelautan Sulastri Rasyid, Kadis Perindag Sony Libing dan Kepala BPAD Alexon Lumba.

Setelah turun dari kapal, rombongan berjalan kaki menyusuri pesisir pantai tempat budidaya rumput laut di sambil berdialog dengan para petani rumput laut dikawasan tersebut, serta melihat secara langsung rumput laut yang baru dipanen.

Pendapatan Rp3 Juta Sampai Rp4 Juta

Petani rumput laut sekaligus tokoh masyarakat, Haji Mahmud dan Haji Arman dari Kelompok Tani Samudera Jaya menyebutkan bahwa panen rumput laut dilaksanakan minimal 45 hari sekali.

Terdapat 800 pembudidaya rumput laut di Kecamatan Sulamu dengan rata-rata budidaya kurang lebih 50 tali yang dapat menghasilkan Rp3 juta hingga Rp4 juta sekali panen tergantung situasi dan kondisi rumput laut.

Sedangkan harga rumput laut basah sebesar Rp2.500/kg dan Rp20.000 sampai 25.000/kg untuk rumput laut kering.

Wakil Gubernur NTT memberikan apresiasi kepada petani rumput laut dan nelayan tangkap yang mampu memanfaatkan sumber daya alam yang ada terlebih untuk menopang kehidupan sehari-hari.

Wakil Bupati Kupang Arum Titu Eki menyampaikan bahwa di Kecamatan Sulamu, Ibu dan Anak turut terlibat dalam mendukung budidaya rumput laut.

“Kita punya potensi yang bagus, aspirasi yang telah diterima akan kita usahakan dengan catatan bahwa anak-anak wajib bersekolah, karena pendidikan tetap adalah investasi terbaik, karena melalui pendidikan yang baik dan dukungan pemerintah saya yakin akan meningkatkan kualitas SDM di kecamatan ini,” katanya.

“Saya bangga! Warga Sulamu membuktikan bahwa laut bukan batas, tapi harapan! Ini bukti bahwa Kupang punya kekuatan besar di sektor kelautan, Sulamu, kawasan yang dulu terpinggirkan, kini jadi pusat perhatian,” tambah Wabup Aurum. (*/gma)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *