Kupang – Wakil Gubernur (Wagub) Nusa Tenggara Timur, Johni Asadoma menghadiri Pembukaan Sidang IV Majelis Sinode Gereja Kristen Sumba (GKS) Tahun 2025 di GKS Jemaat Laboya, Klasis Laboya, Kabupaten Sumba Barat, Selasa (4/11/2025) malam.
Turut hadir pada kesempatan tersebut, Bupati Sumba Barat Yohanis Dade, Bupati Sumba Timur Umbu Lili Pekuwali, Wakil Bupati Sumba Barat Thimotius Tede Ragga, dan Wakil Bupati Sumba Tengah Martinus Umbu Djoka.
Hadir pula Staf Ahli Gubernur bidang Politik dan Pemerintahan, Petrus Seran Tahuk, Ketua Umum Badan Pelaksana Majelis Sinode GKS, Pdt. Marlin Lomi, unsur Forkopimda Kabupaten Sumba Barat, Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten Sumba Barat, unsur TNI-Polri, Tokoh Masyarakat, Jemaat GKS, serta Pimpinan Perangkat Daerah Lingkup Pemerintah Kabupaten Sumba Barat.
Dalam sambutannya, Wagub Johni Asadoma menegaskan bahwa Sidang Sinode bukan sekadar agenda organisasi, melainkan sebuah peristiwa iman yang mengajak seluruh warga Gereja untuk merenungkan kembali panggilannya sebagai tubuh Kristus yang hidup menjadi terang dan garam di tengah dunia.
“Sidang ini hendaknya menjadi ruang untuk memperbaharui hati, semangat pelayanan, dan meneguhkan kembali arah pengabdian Gereja agar tetap setia pada kehendak Tuhan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Wagub Johni menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi NTT memandang Gereja sebagai mitra strategis pemerintah dalam membangun manusia seutuhnya.
Gereja, menurutnya, memiliki peran besar dalam membentuk karakter masyarakat, menanamkan nilai-nilai kejujuran, kerja keras, solidaritas, kasih antar pemeluk agama lain serta wadah dalam pemberdayaan umat.
Ia juga memberikan apresiasi kepada GKS atas kontribusinya dalam berbagai bidang seperti pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi, dan pembangunan perdamaian di tengah masyarakat.
“Dalam setiap pelayanan GKS, saya melihat wajah kasih Kristus yang nyata, kasih yang bergerak keluar dan menyentuh kehidupan banyak orang. Dan kasih tersebut juga bergerak diberbagai bidang dalam mendukung pembangunan manusia di Sumba,” ungkapnya.
Menyoroti dinamika zaman, Wakil Gubernur mengingatkan bahwa Gereja perlu terus beradaptasi dengan perubahan global seperti kemajuan teknologi, perubahan iklim, serta tantangan sosial dan moral yang semakin kompleks.
“GKS harus tampil sebagai Gereja yang kontekstual dan relevan, tanpa kehilangan roh Injil. Melalui refleksi dan doa dalam sidang ini, kiranya lahir keputusan-keputusan yang membawa pembaruan bagi Gereja yang juga punya dampak bagi kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.
Wakil Gubernur mengingatkan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan Gereja dalam mengatasi berbagai persoalan pembangunan daerah, seperti stunting, kemiskinan, dan rendahnya tingkat pendidikan serta literasi.
“Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Gereja memiliki peran moral dan sosial untuk ikut mendukung program-program pemerintah demi menurunkan angka stunting, kemiskinan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karenanya, saya harap GKS juga bisa terus menjadi mitra kerja pemerintah diberbagai bidang sehingga punya dampak konkrit di sektor-sektor potensial seperti pertanian, peternakan, kelautan, perikanan, pariwisata, dan lain sebagainya,” tegasnya.
“Saat ini banyak investor dan mitra pembangunan datang ke Sumba. Mari kita manfaatkan peluang ini untuk bersama-sama membangun Sumba dan seluruh Nusa Tenggara Timur,” tambah Johni Asadoma.
Menutup sambutannya, Wakil Gubernur mengajak seluruh peserta sidang dan warga Gereja untuk terus menjaga semangat persaudaraan, menghargai perbedaan, dan bekerja bersama dalam kasih untuk mewujudkan NTT yang maju, sehat, cerdas, sejahtera, beriman dan berkelanjutan.
“Semoga Yesus Sang Juruselamata memberkati selalu GKS, pemerintah daerah, dan seluruh masyarakat Sumba dan NTT. Selamat bersidang, kiranya Roh Kudus menuntun setiap keputusan yang diambil demi kemuliaan nama Tuhan dan kesejahteraan umat sekalian.” pungkasnya. (*/gma)














