Unicef-Bappelitbangda NTT Gelar Rapat Pembuka Program Kerjasama 2021-2025

  • Whatsapp
Foto: Unicef

Kupang – Bappelitbangda Nusa Tenggara Timur (NTT) bersama Unicef menggelar rapat pembuka (kick-off meeting) untuk Program Kerjasama Pemerintah RI dan Unicef di NTT tahun 2021–2025 di Hotel Aston Kupang, Kamis (24/6/2021).

Rapat Pembuka turut dihadiri oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), baik di tingkat provinsi maupun kabupaten, terkait program dan mitra-mitra Pelaksana program Unicef di NTT.

Kepala Kantor Perwakilan Unicef untuk NTT dan NTB, Yudhistira Yewangoe, dalam paparannya menunjukan, berdasarkan data Riskesdas 2018, bahwa NTT merupakan salah satu provinsi dengan presentase dan angka absolut anak di bawah garis kemiskinan yang paling tinggi di Indonesia berdasarkan data Pemerintah Indonesia.

Masih data Riskesdas 2018, disebutkan populasi anak di NTT adalah lebih dari 2,2 juta atau 42 persen dari seluruh penduduk, di mana 20 persen hidup di bawah garis kemiskinan. Masalah gizi juga masih menjadi tantangan dengan 14 persen anak di bawah lima tahun memiliki berat badan rendah dan 43 persen mengalami stunting.

Dalam kesehatan, data cakupan imunisasi menunjukkan baru 44 persen anak yang sudah mendapat imunisasi lengkap. Angka kematian anak di bawah lima tahun menurun namun angka kematian bayi baru lahir masih stagnan semenjak tahun 1997.

Dalam perlindungan anak, NTT masuk di tiga provinsi terbawah dalam cakupan pembuatan akta kelahiran anak di bawah lima tahun.

Anwar Pua Geno, Staf Khusus Gubernur NTT Bidang Hubungan Kerjasama Antar Lembaga, menyampaikan meskipun dalam pertumbuhan ekonomi yang positif, NTT masih berkutat dalam masalah dasar yang mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) seperti gizi buruk dan stunting, tingkat kematian ibu, bayi dan balita, air bersih dan sanitasi serta masalah perlindungan anak dan pendidikan yang terbatas.

“Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Kota NTT membutuhkan dukungan, partisipasi dan kerjasama lembaga mitra, baik internasional maupun nasional dalam membangun dan memajukan Provinsi NTT”.

Sekretaris Bappelitbangda  NTT, Maxianses Manafe, menekankan peningkatan peran Bappelitbanda Provinsi maupun Kabupaten Kota dalam perencanaan hingga evaluasi kegiatan program dengan mitra-mitra pembangunan. Kegiatan-kegiatan yang didukung Unicef telah disesuaikan dengan prioritas RPJMD Provinsi NTT berdasarkan indikator yang telah ditentukan.

“Bappelitbangda, OPD terkait, Unicef dan Mitra Pelaksana harus meningkatkan efektifitas koordinasi dan daya dukung di tingkat Provinsi maupun Kabupaten Kota” tambah Maxi dalam sambutan pembukaan kick-off meeting ini.

Deputy Representative Programme Unicef Indonesia, Robert Gass, yang terhubung secara daring, menyampaikan “Unicef telah hadir di NTT selama lebih dari 25 tahun. Kami sangat bangga untuk bekerja di Provinsi NTT yang sangat berkomitmen terhadap hak dan kesejahteraan anak. Hasil yang baik telah dicapai selama ini melalui kerjasama, kolaborasi dan koordinasi dari pemerintah provinsi, kabupaten dan kota (diterjemahkan),” kata Robert.

Data Kementerian Pendidikan menunjukan bahwa hanya 22% guru di NTT yang sudah menerima vaksin dosis pertama dan 8% menerima dosis kedua.

Robert menyampaikan dukungan Unicef dalam pengurangan dampak pandemic Covid-19 yaitu untuk mendukung Pemerintah Provinsi NTT dalam pembukaan sekolah kembali, dimana vaksinasi guru dan akses sarana sanitasi menjadi prioritas.

Untuk membahas isu lintas sektor, Unicef mengundang narasumber terkait di lintas sektor PAUD, Pelibatan Remaja, Gender dan Inklusifitas.

Sesi diskusi membahas tantangan dan penguatan isu dalam sektor tersebut dalam pembangunan di NTT dengan panelis Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak  NTT, drg. Iin Adriany, M.Kes., Staff Ahli Gubernur NTT Bidang Disabilitas, Dinna Noach, dan perwakilan remaja di NTT oleh Mitra Muda Unicef NTT, Katarina Kewa Sabon Lamablawa.

Panelis menekankan pentingnya sensitifitas, umpan balik serta kolaborasi multipihak dalam program-program pembangunan Pemerintah Provinsi NTT dan mitra-mitra pelaksana. Integrasi isu lintas sektor memberikan pelibatan yang lebih bermakna bagi masyarakat terutama kelompok yang pada umumnya termarginalkan.

Program kerjasama Unicef di  NTT meliputi bidang Gizi, Sanitasi & Air Bersih, Kesehatan, Pendidikan, Perlindungan Anak dan Perlindungan Sosial. Program-program ini telah dirumuskan mendukung pencapaian prioritas RPJMD, RPJMN dan Tujuan Pembangungan Berkelanjutan (SDGs). Pemerintah NTT dan Unicef menangkat 4 prioritas lintas sektor yaitu, Pengembangan Anak Usai Dini (PAUD), Pelibatan Remaja, Gender dan Inklusifitas.

Untuk program tahun 2020 – 2021, UNICEF bermitra dengan Yayasan Alfa Omega (YAO) untuk bidang Gizi, Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) dan Yayasan Wahana VIsi Indonesia (YVWI) untuk bidang Sanitasi & Air Bersih, Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dan Ikatan Bidang Indonesia (IBI) untuk bidang Kesehatan sebagai Mitra Pelaksana.

Bappelitbanda Provinsi NTT memiliki fungsi pengawasan dan pengendalian untuk menjamin keselarasan program kerjasama ini. Selain itu, koordinasi proses perencanaan kegiatan tahunan juga dilakukan oleh Bappelitbangda NTT untuk menjamin keselarasan program kerjasama dengan prioritas daerah.

Mitra Pelaksanan bersama OPD terkait juga menyepakati kegiatan tahunan yang akan dilaksanakan agar tepat sasaran dan tepat waktu dalam penandatanganan komitmen bersama. (siaran pers)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.