Atambua – Sejumlah pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Binaan Bank NTT turut meramaikan Kegiatan Sosialisasi Kebiijakan Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) yang digelar Bank NTT di Bahagia Ballrom Atambua, Jumat (23/2/2023).
Para pelaku UMKM yang hadir di lokasi itu berasal dari beberapa desa, membawa produk atau hasil kerajinan mereka untuk dijual, di antaranya UMKM Duarato yang memproduksi kopi jahe yang sudah dikemas dalam ukuran bervariasi.
Kopi jahe kemasan 200 gram dijual seharga Rp30.000, dan kemasan 100 gram dijual seharga Rp10.000 dan keripik pisang dalam kemasan seharga Rp10.000 per kemasan.
Ketua Kelompok UMKM Desa Duarato, Kecamatan Lamaknen Wehelmina Agustina Butu mengatakan Bank NTT memberikan pendampingan kepada kelompok tersebut sejak 2017. Kelompok ini memiliki kebun kopi seluas setengah hektare di Desa Duarato sejak tahun 1970an.
“Sejak Bank NTT memberikan pendampingan, rata-rata produksi per minggu mencapai ratusan kemasan, kalau keripik sampai 200 kemasan,” kata Welhelmina.
Welhemina berharap Bank NTT terus memberikan pendampingan kepada UMKM di desa-desa seperti UMKM Duarato agar produksi terus berlanjut. “Saya harap Bank NTT terus mendampingi kami sehingga produksi kopi terus tetap dipertahankan,” ujarnya.
Sedangkan rata-rata pendapatan per bulan dari hasil penjualan kopi dan keripik antara Rp1 juta hingga Rp2 juta. “Kami pasarkan ke hotel (di Atambua), kantor Bank NTT dan kios-kios,” tutupnya.
Selain kopi, hasil kerajinan binaan Bank NTT yang juga diipamerkan di situ antara lain tenun ikat berbagai motif. Kelompok Anyaman Anugerah membawa hasil kerajinan mereka berupa anyaman tempat untuk meletakan tisu, tas pinggang dan topi, serta UMKM Badaen Nowa yang membawa cindermata berupa Tambur Likurai dan ukiran kayu.
Direktur Utama Bank NTT Alexander RIwu Kaho mengajak peserta Sosialisasi Kebiijakan Siskeudes tersebut berbelanja produk UMKM yang dipamerkan di di sisi kanan Bahagia Ballrom, mengunakan QRIS Bank NTT. “Setelah kegiatan ini, kita semua yang hadir silahkan mampir dan boleh berbelanja produk-produk hasil UMKM yang ada,” kataRiwu Kaho. (gma)
