TPID NTT Bahas Langkah Strategis Hadapi Potensi Inflasi Idul Fitri

  • Whatsapp
Pertemuan TPID NTT/Foto: BI Perwakilan NTT

Kupang–Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Nusa Tenggara Timur (NTT) melakukan serangkaian kegiatan untuk menjaga stabilitas harga jelang Idul Fitri, Rabu (29/5/2019).

Kegiatan pertama yang dilakukan ialah melakukan sidak ke pasar tradisional, bulog, pelabuhan tenau, gudang sembako, dan bandar udara El Tari. Selanjutnya digelar High Level Meeting (HLM) untuk membahas langkah-langkah strategis menghadapi inflasi pada Idul Fitri.

Dalam pertemuan tersebut, Sekretaris Daerah NTT Benediktus Polomaing menyampaikan apresiasi atas kinerja TPID serta menyampaikan optimismenya terhadap kestabilan harga komoditas jelang Idul Fitri.

Selanjutnya, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT Muhammad Syahrial mengatakan, sampai April 2019 inflasi NTT masih terjaga di level yang cukup rendah.

Pada bulan April 2019, Provinsi NTT mengalami inflasi sebesar 0,51% (mtm), terutama disebabkan oleh naiknya tarif angkutan udara {administered prices’). Sedangkan penyumbang inflasi lainnya adalah kelompok Volatile foods yaitu komoditas bawang putih, bawang merah, cabai rawit dan ikan segar.

Berdasarkan hasil sidak dan rakor HLM TPID tersebut, diperoleh informasi bahwa diperkirakan inflasi pada saat ini masih cukup terkendali.

Pernyataan ini ditandai dengan stabilnya harga komoditas di beberapa pasar. Harga bawang putih mulai turun di Rp50 ribu-60 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp80 ribu-Rp90 ribu per kilogram seiring ketersediaan pasokan dari Surabaya.

Sementara harga bawang merah Rp25 ribu-Rp30 ribu per kilogrampasca panen di Kupang Barat. Harga komoditas lainnya daging ayam ras, daging sapi, telur ayam juga relatif stabil.

Di sektor peternakan, Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTT menyampaikan bahwa sejak 2015 ekspor daging sapi ke daerah lain terus mengalami peningkatan, bahkan juga dalam bentuk daging beku (frozen).

Potensi ekspor ini juga terbuka lebar ke Timor Leste daiam rangka kerjasama Selatan-Selatan. Untuk daging ayam sendiri, pemerintah akan membangun industri pakan berbasis bahan baku lokal dalam rangka mengembangkan industri ternak ayam.

Dari sisi ketersediaan beras, Bulog menyatakan bahwa persediaan masih aman. Saat ini persediaan beras mencapai 30.000 ton untuk 4 bulan ke depan, dan siap untuk digunakan operasi pasar apabila harga beras naik. Sampai saat ini, harga beras stabil di kisaran Rp9.000-Rp12.000 per kilogram. Harga beras tersebut juga didukung oieh ketersediaan pasokan terutama yang didatangkan dari Sulawesi.

Di sektor perhubungan, Angkasa Pura menyatakan bahwa setiap maskapai telah menurunkan harga sesuai dengan ketentuan tarif batas atas Menteri Perhubungan, Untuk lebaran tahun ini, peningkatan penumpang diprediksi tidak sebesar tahun lalu. Dan untuk memastikan kegiatan mudik penumpang berjalan dengan lancar, Angkasa Pura menyediakan posko mudik untuk menerima keluhan maupun saran dari penumpang. Perwakiian Maskapai dari Lion dan Garuda Indonesia juga menambahkan bahwa tarif angkutan udara yang berlaku saat ini masih ada dalam batas yang ditetapkan pada Keputusan Menhub No 106 Tahun 2019 yang ditandatangani 15 Mei 2019.

Sedangkan pada perhubungan laut, Pelindo menyampaikan bahwa pihaknya siap untuk mengawal proses bongkar muat barang secara optimal dan memprioritaskan bongkar muat pada komoditas-komoditas bahan pangan penunjang inflasi serta siap beroperasi 24 jam selama 7 hari sebagaimana disampaikan juga oieh Dinas Perhubungan.

Dari Peftamina, disampaikan bahwa telah dibentuk satgas pertamina secara nasional untuk memonitor kelancaran distribusi bahan bakar. Kondisi pasokan BBM di NTT hingga saat ini terpantau belum mengalami lonjakan harga. Hal ini juga disebabkan oleh beroperasinya beberapa SPBU satu harga yang telah beroperasi di 8 titik di provinsi NTT.

Selanjutnya, Polda NTT menyatakan dukungan penuh terhadap operasional pengendalian inflasi melalui Satgas Pangan, dan diharapkan TPID dapat meningkatkan komunikasi kepada masyarakat untuk dapat menjaga ekspektasi masyarakat terhadap inflasi menjeling Hari Raya Idul Fitri.

Menutup pertemuan ini, Kepala Biro Ekonomi Provinsi NTT menyampaikan bahwa pihaknya optimis bahwa inflasi pada periode Hari Raya Idul Fitri tahun ini masih terkendali, namun begitu sinergitas antar lembaga serta peningkatan produksi komoditas untuk pemenuhan kebutuhan lokal masih tetap harus ditingkatkan. (*/siaran pers BI)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.