TPID Dorong Usaha Peternakan Ayam di NTT

  • Whatsapp
Ilustrasi Peternakan Ayam/Foto: Potensibisnis.id

Kupang–Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Nusa Tenggara Timur (NTT) mendorong pengembangan usaha peternakan ayam skala besar di daerah itu untuk mengurangi ketergantungan pasokan daging ayam dan telur dari daerah lain.

Bisnis peternakan ayam tersebut juga meliputi bibit atau day old chicken (DOC), pakan, dan pelatihan bagi peternak, dibahas bersama peternak di Kupang pekan ini.

“Kita perlu menciptakan pusat-pusat ternak yang lain karena selama ini ketergantungan terhadap ternak dari daerah lain sangat tinggi. Kalau harga telur dan daging ayam naik di daerah produsen, harga di Kupang juga ikut naik,” kata Sekretaris TPID NTT Naek Tigor Sinaga kepada wartawan di Kupang, Senin (4/6).

Tigor menyebutkan bisnis peternakan ayam saat ini mulai berkembang di Kabupaten Belu yang diharapkan pengusaha atau peternak di daerah lain juga tertarik mengembangkan usaha peternakan dalam skala besar. Dengan demikian, daerah bisa menyiapkan daging ayam dan telur sendiri. “Kemandirian perlu kita tumbuhkan,” ujarnya.

Saat ini harga telur dan daging ayam di pasar tradisional di Kota Kupang masih tinggi, selain disebabkan penaikan harga di tingkat produsen, penaikan harga juga dipicu ongkos pengiriman yang mahal. Pengiriman bibit ayam ke Kupang menggunakan angkutan udara.

Jika harga daging ayam di Surabaya misalnya Rp32.000 per kilogram, di Kota Kupang dijual hingga Rp38.000 per kilogram.

Menurut Tigor, pada pertemuan tersebut juga akan dibahas fluktuasi harga. “Kadang harga daging ayam anjlok sampai Rp30.000 per kilogram, tetapi saat ini harganya Rp40.000 per kilogram,” kata Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia NTT tersebut.

Menurutnya terobosan-terobosan tersebut sangat bermanfaat untuk mengendalikan inflasi. Sementara itu sesuai rilis Badan Pusat Statistik (BPS) NTT, inflasi Mei 2018 sebesar 0,68%. Dari 10 komoditas penyumbang inflasi, daging ayam menyumbang 0,8%, telur menyumbang 0,4%. Sedangkan penyumbang inflasi tertinggi ialah angkutan udara sebesar 0,18% dan ikan kembung 0,11%. (sumber: mi/palce)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.