Larantuka–Perusahaan otomotif Astra Daihatsu Motor (ADM) mendukung program pemerintah untuk mengembangkan daerah-daerah tujuan wisata, sehingga bisa mendatangkan devisa dan menggerakkan perekonomian masyarakat setempat.
Salah satu bentuk dukungan Daihatsu tersebut yakni dengan menjadi salah satu sponsor dalam event pariwisata lomba balap sepeda Tour de Flores (TdF) yang akan digelar dari tanggal 19 Mei hingga 24 Mei 2016 dari Larantuka, Flores Timur hingga Labuan Bajo, Manggarai Barat.
Tour de Flores sendiri menempuh jarak total 661,5 kilometer terbagi dalam lima etape. Even tersebut selain sebagai ajang olahraga lomba balap sepeda, juga diharapkan berdampak pada pengenalan daerah-daerah tujuan wisata agar lebih dikenal baik di dalam negeri maupun mancanegara. Dalam TdF, juga ada serangkaian event pariwisata seperti kunjungan ke Danau Kelimutu sebelum lomba dan setelah lomba balap sepeda, rangkaian acara diakhiri dengan kunjungan ke Pulau Komodo dan Pink Beach.
Direktur Marketing, Astra Daihatsu Motor, Amelia Tjandra mengatakan Daihatsu mendukung pengembangan olahraga nasional agar bisa melahirkan atlet-atlet yang berkiprah di ajang nasional dan internasional. Sebagai salah satu pemain otomotif terbesar di Indonesia, Daihatsu berkepentingan memajukan olahraga, khususnya cabang olahraga yang populer dan merakyat seperti sepakbola, bulutangkis dan balap sepeda.
“Ini selaras dengan tagline Daihatsu Sahabatku yang ingin menjadikan Daihatsu sebagai Sahabat bangsa Indonesia,” katanya. Sebelumnya, Daihatsu kata Amelia pernah menjadi salah satu sponsor klub sepakbola papan atas Liga Inggris yakni Manchester United. Daihatsu juga menjadi sponsor utama dalam Kejuaraan Bulutangkis Daihatsu Astec Open 2016.
Marketing & Customer Relations Division Head PT Astra International Tbk–Daihatsu Sales Operation (AI-DSO, Hendrayadi Lastiyoso mengatakan pihaknya akan semakin ekspansif membuka jaringan pemasaran ke wilayah-wilayah yang sangat potensial bagi pasar kendaraan Daihatsu seperti ke kawasan Indonesia Timur. Sebab, kondisi infrastruktur serta medan di wilayah tersebut sangat cocok dengan karakter mobil Daihatsu yang kuat, irit dan nyaman dikendarai.
“Selain itu, dari sisi harga sangat kompetitif dan terjangkau sesuai dengan daya beli masyarakat Indonesia pada umumnya,” kata Hendrayadi.
Tambah “Outlet” Sebagai langkah awal penetrasi pasar, Daihatsu jelas Hendrayadi pada tahun ini menargetkan menambah 7 outlet yang tersebar di hampir semua pulau di Indonesia. Satu dari 7 outlet tersebut sudah berstatus Vehicle Service Parts (VSP) atau melayani penjualan, service atau perbaikan dan penjualan onderdil (spare parts). Sedangkan, 6 outlet hanya melayani penjualan.
Selain pembukaan 7 outlet baru, Daihatsu kata Hendrayadi juga meningkatkan layanan 7 outlet yang sudah ada sebelumnya dari hanya layanan sales menjadi VSP. “Dengan penambahan outlet baru, maka tahun ini jaringan Daihatsu meningkat dari 221 outlet menjadi 228 outlet dan sekitar 60 persen sudah melayani 3S atau sales, service dan spare parts,” kata Hendrayadi.
Untuk penjualan katanya, varian Gran Max Pick Up sebagai mobil niaga berkontribusi sekitar 30 persen, kemudian disusul mobil murah ramah lingkungan atau Low Cost Green Car (LCGC) Astra Daihatsu Ayla dengan kontribusi 25 persen dan di posisi ketiga Daihatsu Xenia dengan kontribusi 20 persen.
“Daihatsu Xenia sejak produksi pertama kali itu sudah 12 tahun, tetapi penjualannya masih stabil di angka 3.500 unit per bulan. Walaupun sempat turun karena masuknya kompetitor, tetapi penjualannya kembali stabil. Hal ini sangat fenomenal karena konsumen betul-betul percaya dengan keunggulan Daihatsu Xenia,” kata Hendrayadi.
Untuk penjualan retail Daihatsu papar Hendrayadi, pada tiga bulan pertama atau posisi per akhir Maret 2016 mencapai 42.299 unit atau naik tipis 2 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 41.464 unit.
Kenaikan penjualan itu mengikuti trend penjualan retail otomotif nasional yang juga naik 2 persen menjadi 262.131 unit dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 257.278 unit. Dengan pencapaian pada akhir Maret tersebut, maka pangsa pasar penjualan retail Daihatsu sebesar 16,1 persen dari total penjualan nasional atau sama dengan pangsa pasar periode yang sama tahun lalu.
Pengamat ekonomi dari Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang Fritz Fanggidae mengatakan pertumbuhan ekonomi Nusa Tenggara Timur (NTT) didorong sektor pariwisata. “Indikatornya dapat diukur di antaranya berkembangnya bisnis penyediaan kebutuhan industri hospitality,” kata Fritz.
Pertumbuhan ekonomi NTT paparnya itu sudah sejalan dengan konsep pembangunan kepariwisataan Indonesia yang dicanangkan Kementerian Pariwisata. Sebab itu, dia berharap pertumbuhan ekonomi itu tersebar ke 23 kabupaten/kota di NTT dan bisa mensejahterakan 5,03 juta penduduk NTT.
“Dalam konsep kepariwisataan Indonesia, identitas dan kesejahteraan penduduk lokal merupakan bagian dari tujuan yang dicapai. Selain itu pariwisata juga harus berkelanjutan dan mempertimbangkan penggunaan produk lokal, pemberdayaan, dan kesejahteraan penduduk lokal,” katanya.
Pariwisata juga harus sejalan dengan kelestarian lingkungan, kesejahteraan budaya setempat, dan pemerataan pembangunan daerah. Komitmen pariwisata berkelanjutan itu tercantum dalam Global Code of Ethics for Tourism yang digagas UNWTO pada tahun 1999. Pemerintah Provinsi NTT juga sudah mempersiapkan wilayahnya menjadi daerah tujuan wisata dunia yang baru. Apalagi setelah Pulau Komodo ditetapkan sebagai The New Seven Wonders of Nature. Karena itulah NTT disiapkan menjadi pilihan bagi wisatawan mancanegara setelah Pulau Bali.
“Keberadaan Komodo (Varanus komodoensis) di Taman Nasional Komodo yang meliputi tiga pulau yaitu Pulau Komodo, Pulau Rinca, dan Pulau Padar, telah menarik perhatian dunia sebagai spesies purba yang masih tersisa saat ini,” kata Fritz.
Pesona Pulau Komodo yang telah mendunia dimanfaatkan untuk menggelar berbagai ajang internasional untuk mempromosikan pariwisata NTT secara keseluruhan. Beberapa event internasional itu antara lain Sail Indonesia (2009), Sail Komodo (2013), dan Tour de Flores yang digelar Mei 2016 ini.
Dampak Ekonomi
Even pariwisata juga diharapkan bisa mengurangi jumlah penduduk miskin di NTT sebanyak 20 persen sesuai dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) atau lebih tinggi dari jumlah persentase penduduk miskin secara nasional 11,4 persen.
Dari even TdF, penyelenggara mengharapkan wisata alam dan budaya Flores terekspose, sehingga meningkatkan jumlah wisatawan domestik dan internasional. Adapun pada tahun 2016, dampak sosial ekonominya diharapkan ada 100 ribu wisatawan yang berkunjung dengan estimasi belanja 200 juta dollar AS atau setara dengan Rp2,7 triliun
Kemudian, pada tahun 2017 diharapkan jumlah wisatawan meningkat menjadi 200 ribu dan estimasi belanja 400 juta dollar AS atau mendatangkan devisa sekitar Rp5,6 triliun. Sedangkan, jumlah kunjungan wisatawan domestik tahun ini ditargetkan 250 ribu dengan estimasi belanja Rp1 triliun. Kemudian, pada 2017 mendatang ditargetkan 500 ribu jumlah wisatawan domestik dengan estimasi belanja Rp2 triliun.
Dengan demikian, pada tahun ini total target dana yang diharapkan masuk ke Flores sebesar Rp3,7 triliun dan pada tahun 2017 meningkat menjadi Rp7,6 triliun. (gma)