Tol Laut Harus Mampu Tekan Disparitas Harga di NTT

  • Whatsapp
Tol Laut/dok. lintasntt.com

PEMERINTAH Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengapresiasi gagasan Presiden Joko Widodo menekan disparitas harga barang antara pusat dan daerah lewat program tol laut.

Tol laut sudah berjalan selama lima tahun, dan saat ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan bagi masyarakat di daerah, terutama di Indonesia timur.

Selama ini, pemerintah memberikan subsidi bagi kapal tol laut, namun subsidi tersebut hanya dinikmati kalangan pengusaha bermodal besar. Tidak salah, hanya saja harga jual barang dagangan pengusaha di pasar maupun toko tetap tinggi, artinya tol laut belum efektif mengatasi persoalan disparitas harga.

Jika subsidi diberikan langsung kepada rakyat kecil, mereka bisa melakukan transaksi jual beli dengan warga di daerah lain. Karena itu Marius berharap wacana menghapus subsidi tol laut tidak diteruskan.

Pemerintah juga perlu menambah pelabuhan singah tol laut, apalagi NTT sebagai provinsi kepulauan, memiliki puluhan pelabuhan laut. “Tinggal UMKM dan masyarakat membawa barang dagangannya mengunakan kapal tol laut untuk berjualan di pulau lain,” kata Dia.

Marius mencontohkan seorang petani dari Maumere, Kabupaten Sikka boleh membawa barang antara 50-100 kilogram untuk berjualan di Kupang karena harga jual barang dagangan terjangkau. Hal yang sama bisa dilakukan pedagang di daerah lain, dan kebijakan seperti itu akan mendorong masyarakat berdagang antarpulau.

Saat ini dari 74 pelabuhan laut di NTT, tujuh di antaranya sudah disingahi tol laut. Untuk itu, pemerintah daerah terus mendorong agar pelabuhan lainnya juga disingahi kapal tersebut, antara lain mengembangkan Pelabuhan Tenau di Kota Kupang menjadi pelabuhan internasional sehingga arus barang menuju daerah itu semakin lancar.

Perekonomian NTT akan berkembang pesat karena didukung posisi daerah itu yang berbatasan dengan Timor Leste.  Selama ini ekspor bahan kebutuhan pokok, otomotif dan bahan bakar minyak dari Indonesia ke negara itu masuk melalui NTT.

Marius juga berharap tol laut tidak hanya mengangkut barang, tetapi juga mengangkut penumpang. “Kalau tol laut datang membawa barang dan pulang dalam keadaan kosong, kenapa tidak dimanfaatkan mengangkut penumpang,” ujarnya.

Dia mencontohkan kapal tol laut pengangkut ternak, berlayar dari Jakarta tanpa muatan, atau kapal perintis kembali dari Kupang tanpa membawa muatan. “Jadi tol laut multifungsi, bisa disiasati dengan mengangkut penumpang,” ujarnya.

Dampak dari kebijakan itu akan mendorong UMKM bergeliat, serta didukung kebijakan pemerintah daerah terkait pengembangan UMKM, distribusi barang antardaerah menjadi lancar dan harga barang bersaing sekaligus menaikan daya saing produk UMKM. (mi)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.