Tinjau Lokasi Bencana, Johni Asadoma Terima Laporan 23 Rumah Tersapu Banjir, 250 Hektare Sawah Gagal Tanam

  • Whatsapp
Wagub NTT Terpilih Johni Asadoma Meninjau Lokasi Terdampak Banjir di Kabupaten Kupang/Foto: Maria

Kupang – Sebanyak 23 rumah warga Desa Naitae, Kecamatan Fatuleu Barat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur hilang tersapu banjir sungai Noelbikolo.

Sungai tersebut meluap akibat hujan lebat yang menguyur daerah itubeberapa hari terakhir. Musibah banjir tersebut mengakibatkan satu warga tewas.

Selain itu, 250 hektare lahan persawahan milik warga gagal tanam akibat banjir, dan tiga jembatan putus yang mengakibatkan transportasi antardesa dan kecamatan dari Fatuleu Baru menuju kecamatan lainnya di wilayah Amfoang terputus.

Kerusakan yang ditimbulkan banjir di wilayah itu disampaikan warga kepada Wakil Gubernur NTT terpilih, Johni Asadoma saat berkunjung ke beberapa lokasi terdampak banjir di Kabupaten Kupang pada Minggu (2/1/2024).

Kunjungan tersebut menunjukan kepedulian Johni terhadap masyarakat terdampak bencana banjir. Kunjungan dimulai di Dusun 4 RT 22 Desa Pariti, didampingi Kepala Desa Melkiur Raja. Di lokasi ini, Johni mengunjungi rumah Mama Ani Pello, salah satu korban banjir.

Tercatat ada 14 rumah di desa ini yang rusak akibat luapan air sungai yang tak mampu ditahan tanggul yang jebol. Selanjutnya, Johni Asadoma bergerak menuju Desa Naitae, wilayah yang terdampak paling parah.

Ia juga menyempatkan diri mengunjungi rumah Bapak Metusalak Atteh, yang mengalami kerusakan sangat parah. “Kami sangat prihatin dengan bencana ini. Jembatan yang dibangun harus disesuaikan dengan kondisi alam dan kebutuhan masyarakat. Kami akan perjuangkan agar ini menjadi perhatian serius pemerintah,” kata Mantan Kapolda NTT itu di hadapan warga yang berkumpul di kantor desa Naitae.

Warga terdampak mengeluhkan kondisi jembatan yang tidak mampu menahan arus banjir. Padahal jembatan belum lama diresmikan, yakni pada tahun 2021.

Kondisi tersebut menyebabkan akses ke wilayah Amfoang hanya bisa dilakukan lewat jalur laut melalui Oepoli di di Kecamatan Amfoang Utara. Selain itu, Jembatan Bisnaen mengalami kerusakan parah dan jembatan termanu putus total.

“Kami merasa seperti bukan warga negara Indonesia karena tidak diperhatikan. Ini sudah kedua kalinya kami mengalami bencana serupa tanpa solusi yang jelas,” keluh Joel Nenobahan, warga Desa Tuakau.

Warga bahkan mengancam akan membongkar sendiri jembatan tersebut jika tidak ada tindakan cepat dari pemerintah. “Kami siap bertindak jika sampai minggu ini tidak ada solusi. Kami tidak mau menunggu lebih lama,” tambah Pius,warga Desa Naitae.

Menanggapi keluhan warga, Johni Asadoma menyampaikan bahwa meski belum resmi dilantik sebagai Wakil Gubernur, ia akan berusaha semaksimal mungkin untuk berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dan kementerian terkait.

“Saya belum memiliki wewenang penuh karena belum dilantik. Namun, saya akan berusaha berkoordinasi dengan semua pihak terkait agar permasalahan ini segera ditindaklanjuti. Setelah kami dilantik, ini akan menjadi prioritas kami,” tegas Johni.

Ia juga berjanji untuk menyampaikan langsung aspirasi warga kepada pemerintah pusat, khususnya terkait perbaikan jembatan dan pembangunan tanggul yang lebih kuat.”Kami tidak akan tinggal diam Infrastruktur ini penting untuk kehidupan masyarakat,” tambahnya.

Turut hadir dalam kunjungan tersebut, Camat Fatuleu Barat Yohanes Hadjo Welle, Ketua Klasis Fatuleu Barat Pdt. Pitor Totok, serta beberapa kepala desa dari wilayah terdampak seperti Kades Naitae Kores Abraham Laome, Kades Tuakau Benyamin Ndun, dan Kades Nuataus Yurit Amanit.

Selain kerusakan infrastruktur, banjir ini juga menyebabkan gagal tanam di lahan seluas 250 hektare, menghancurkan sejumlah kendaraan, termasuk sebuah truk milik Joel Gebu yang terbawa arus dan menghantam rumah warga.

Untuk sementara, warga yang kehilangan tempat tinggal mengungsi di posko darurat. Pemerintah setempat juga telah mendistribusikan bantuan sembako bagi warga terdampak.

Johni Asadoma menutup kunjungannya dengan pesan semangat kepada para korban banjir. “Bapak, mama, tetaplah tegar dan semangat. Kita harus bangkit bersama untuk keluar dari kesulitan ini,” kata Johni. (*/maria)

 

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *