Tinggi Gelombang 5 Meter, Pelayaran Kupang-Rote Lumpuh

  • Whatsapp
Pelabuhan Penyeberangan Bolok, Kupang. Foto: Gamaliel
Pelabuhan Penyeberangan Bolok, Kupang. Foto: Gamaliel

Kupang—Lintasntt.com: PT Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry Cabang Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (14/5) menutup sementara pelayaran rute Kupang-Rote selama dua hari menyusul tinggi gelombang di perairan mencapai lima meter.

Tinggi gelombang lima meter sangat berbahaya bagi kapal ASDP dan nelayan terjadi di Selat Rpte yang memisahkan Kupang dan Rote, Laut Timor selatan NTT, perairan selatan Pulau Sumba, Laut Sawu, dan Samudera Hindia selatan NTT.

Gelombang tinggi dipicu angin kencang berkecepatan antara 25-30 knot yang menerjang wilayah NTT sejak dua pekan terakhir. Awalnya kecepatan angin berkisar 20 knot per jam, namun pada Rabu (13/5) malam meningkat sampai 30 knot per jam, bertiup dari timur-tenggara.

“Kami menutup pelayaran selama dua hari, sedangkan lintasan lainnya tetap beroperasi sambil memantau perkembangan,” kata Kepala PT ASDP Indonesia Fery Kupang Arnoldus Yansen.

Armada pelayaran yang tidak berlayar tersebut sandar di dermaga Bolok di Desa Bolok, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang. Penutupan pelayaran tersebut sempat menimbulkan penumpukan penumpang, namun petugas kemudian minta mereka pulang ke rumah masing-masing. Penutupan pelayaran demi keselamatan. “Kami baru akan mengoperasikan kapal setelah cuaca kembali normal,” ujarnya.

Ia mengatakan ASDP tidak mau mengambil risiko memberangkatkan kapal karena membahayakan keselamatan. Adapun kapal tujuan Pulau Alor dan Flores tetap diberangkatkan, namun nakhoda diingatkan waspda. Jika gelombang sangat tinggi di laut, nakhoda boleh membawa kembali kapal ke pelabuhan.

Prakirawan BMKG El Tari Kupang Maria Seran mengatakan gelombang tinggi terjadi hampir di seluruh perairan NTT, dipicu angin kencang. Tinggi gelombang minimun 2,5 meter terjadi di Selat Flores, Selat Lamakera, Selat Boling, dan Selat Alor. Menurut Maria, armada pelayaran perlu mewaspadai gelombang tinggi di laut, termasuk nelayan tradisional yang melaut menggunakan perahu motor. (sumber: mediaindonesia/palceamalo)
 

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.