Tidak Ada Petugas Medis, 8 Penderita Campak Meninggal

  • Whatsapp

KUPANG—LINTASNTT.COM: Delapan balita meninggal akibat wabah campak di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan tidak ada petugas medis untuk mengobati mereka.

Petugas medis baru terjun ke lokasi wabah di dari Desa Nuapin, Kecamatan Fatumnasi, Kabupaten Timor Tengah Selatan setelah delapan balita yang tewas tersebut dikebumikan.

Keterangan yang diperoleh lintasntt.com dari keluarga korban menyebutkan di Desa Nuapin tersedia satu pos kesehatan desa yang ditempati bidan bernama Debora Sabuna, akan tetapi bidan ternyata tinggal di Soe, ibu kota Timor Tengah Selatan. “Kami berkali-kali membawa cucu ke pos kesehatan desa untuk diobati tetapi tidak ada bidan,” kata Marteda Kolo, nenek salah satu balita korban campak yang meninggal, Rabu (2/10).

Akibatnya Noni Kolo, 10 bulan, sang balita tersebut meninggal. Hal yang sama juga dialami para korban lainnya. Sejak terjangkit campak hingga meninggal, tidak ada pertolongan medis.

Ia mengatakan nyawa cucunya bisa diselamatkan jika bidan tersebut tetap tinggal di desa. “Masyarakat lainnya yang sakit juga terpaksa tidak bisa berobat karena tidak ada bidan,” kata Dia. Bidan Debora Sabuna bersama tim dokter baru datang ke Desa Nuapin pada 24 September. Padahal wabah campak yang menyerang desa itu terjadi sejak 1 Juli.  Selama kurun waktu Juli-September, selain delapan balita meninggal karena campak, dua balita lainnya juga meninggal karena sakit TBC dan kejang-kejang.

Sementara itu sampai Rabu, korban campak yang masih dirawat berjumlah 135 orang. Mereka dirawat di rumah masing-masing di desa tersebut. (Sumber: metrotvnews.com)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.