Tenun Ikat NTT Go Internasional

  • Whatsapp

KUPANG—LINTASNTT.COM: Tidak hanya batik yang bisa merambah pasar internasional, tenun ikat asal Nusa Tenggara Timur (NTT) pun bisa menerobos pasar internasional. Hal itulah yang sedang digagas isteri anggota DPR Setya Novanto, Deisti Astriani Novanto bersama desainer Oscar Lawalata.

Sejak 2010, Desiti bersama Oscar mulai memodifikasi tenun ikat asal NTT yang sebelumnya tebal menjadi tipis dan halus agar bisa dijual ke luar negeri. “Kalau tenun ikat terlalu tebal, jualnya susah. Kita sedang memodifikasi agar tipis laku dan usaha menenun berkembang,” kata Desti saat mengunjungi Kelompok Tenun Ikat ‘Kasih Sayang’ di Kelurahan Oepura, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, Minggu (16/6).

Saat ini tenun ikat asal NTT sudah dikenal luas di mancanegara. Tenun ikat tersebut dibeli oleh wisatawan yang berkunjung ke daerah ini, hanya saja menurut Dia, label sejumlah motif tenun ikat yang berkembang di luar negeri tersebut ternyata bukan dari NTT. Hal ini perlu dicegah agar tenun ikat asal Nusa Tenggara Timur tidak diklaim menjadi milik negara tertentu.

Ia mengatakan sejak 2010, pihaknya bersama Oscar Lawalata menggelar lomba tenun ikat guna mencari penenun yang berbakat. Hasilnya sejumlah penenun yang menjuari lomba kini bekerja di Rumah Tenun di Pusat Pendidikan dan Latihan Novanto Center di Desa Manusak, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang. Pada 2011, digelar seperti pameran tenun ikat di Kemang, Jakarta Selatan dan Jakarta Convention Center (JCC).

“Ternyata peminat tenun ikat sangat sangat banyak dari kalangan pencinta fashion, pengusaha, istri para pejabat bahkan ada yang dari mancanegara. Ini membuktikan bahwa tenun NTT sudah go international,” ujarnya. Menurutnya, Novanto Center kini telah membina ratusan ibu di berbagai desa di NTT yang hasil tenunnnya dibeli untuk dipasarkan ke Jakarta. Bimbingan berasal dari konsultan tenun serta bantuan berupa benang untuk menenun.

Ia menambahkan, pihaknya mengembangkan produksi tenun ikat dengan menggunakan benang dari katun dan sutera yang akan menghasilkan kain tenun yang lebih tipis sehingga menjadi ringan jika dikenakan. “Harapan kami penenun terus mengembangkan diri sehingga menghasilkan produksi yang lebih banyak yang tentunya akan mendatangkan nilai ekonomi yang tinggi,” ujarnya. (GBA)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.