Taman Fontein Mencekam di Malam Hari

  • Whatsapp
Taman Fontein/Foto: Marni

Kupang – Meilda, mahasiswi salah satu perguruan tinggi di Kota Kupang, NTT baru saja tiba di Taman Fointein. Taman yang terletak di Kelurahan Fontein, Kecamatan Kota Raja ini dibangun pemerintah kota untuk menyediakan fasilitas rekreasi bagi warga.

Saat pertama kali dibuka beberapa tahun lalu, area ini rutin dikunjungi warga untuk bersantai bersama keluarga, teman dan orang-orang terkasih. Saat malam tiba, warga bersanti di bawah lampu taman yang terang-benderang.

Tetapi itu dulu. Saat Melda bertandang ke sana, suasana seperti itu tidak ditemukan lagi. Taman itu tampak tak terurus, dan fasilitas yang ada juga terbengkalai.

Di area sekitar taman penuh dengan sampah berserakan di mana-mana, rumput liar juga tumbuh dengan subur. Bergeser ke tempat bermain anak-anak juga terlihat dalam kondisi rusak. Dedaunan kering berserakan, dan tidak adanya tempat pembuangan sampah yang layak.

Sampah Berserakan di Taman Fontein/Foto: Marni

Melda yang baru kembali dari kampus, memunggut sampah plastik yang berserakan kemudian dikumpulkan di tempat sampah yang ada.

Saat berbincang bersama Jurnalis Warga Sasando, Kupang, gadis berusia 18 tahun ini mengaku kecewa dengan cara pengelolaan taman tersebut karena terkesan tidak terurus dan yang membuat taman menjadi rusak.

“Taman ini indah jika kita bisa menjaga semua fasilitas yang ada dengan baik. Tak hanya itu, harusnya ada perawatan taman berkala yang dilakukan agar tetap tampak seperti taman yang seharusnya,” ungkapnya.

Mahasiswa semester dua ini, mengaku sering datang ke Taman Fontein karena dapat menikmati indahnya matahari saat terbenam.

Tetapi kerusakan lampu taman membuat suasana taman gelap pada malam hari mencekam, apalagi tidak ada petugas di pos jaga. Pos jaga pun terlihat tak terurus. Lantai tampak kotor dengan debu dan penuh dedaunan kering dan sampah plastik.

Taman Fontein/Foto: Marni

Di tembok terlihat coretan dan tulisan yang membuat orang yang membaca, mengelus dada. Kondisi taman seperti itu berisiko bagi warga yang ingin berekreasi, terutama anak-anak dan perempuan.

“Terkadang saat hari sudah mulai malam suasana di taman tampak mencekam karena tidak adanya lampu taman bahkan penjaga di pos jaga,” kata Imelda yang mengenakan rok panjang berwarna hitam dan sweater berwarna putih.

Mahasiswi berambut hitam ini, tinggal di kos di Kelurahan LLBK sehingga seringkali saat pulang kampus di sore hari, ia biasa turun dari angkutan umum dan bersantai sejenak di taman sembari menunggu matahari terbenam.

Meilda mengungkapkan pernah sekali ia ingin duduk lebih lama hingga malam, namun karena tidak ada orang di sekitar taman, juga tidak ada penjaga ia akhirnya mengurungkan niatnya untuk bersantai lebih lama di taman tersebut.

Tak hanya Meilda, saat Jurnalis Warga datang ke sana, ada juga Icha, duduk di taman tersebut sambil mendengarkan musik lewat ponselnya. Sama dengan Meilda Icha juga menyayangkan keadaan taman yang kotor, bunga taman yang rusak, bahkan mati karena tidak adanya pemeliharaan berkala.

“Sayang sekali tempat yang awalnya terlihat indah sekarang sudah rusak, bahkan orang-orang takut untuk mendatanginya. Saya merasa karena tidak adanya perawatan taman, bunga rusak dan mati,” ujarnya. Tak terkecuali, toilet taman pun tampak terkunci dan kotor. (Marni AJ Labu Ipi)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.