Tak Biasa, Mentoring Jurnalis Warga Kota Kupang Dihadiri Internews-USAID Media

  • Whatsapp
Mentoring Jurnalis Warga/foto: dok JW Kupang

Kupang – Pelaksanaan mentoring Jurnalis Warga Kota Kupang, Rabu (27/4/2022) dipantau langsung oleh Internews-USAID Media Jakarta. Ada utusan yang memantau pelaksanaan mentoring yakni Program Manager Internews Indonesia-USAID MEDIA, Firmansyah Syamsi dan Chief of Party (COP) USAID-MEDIA Internews, Eric Sasono.

Mentoring jurnalis warga April 2022 ini berlangsung selama 4 jam di OCD Beach Cafe, Kelurahan Lasiana, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Mentoring ini diikuti anggota Jurnalis Warga Kota Kupang, Koordinator Jurnalis Warga Kota Kupang Palce Amalo, Ketua Aliansi Jurnalis Independen Kota Kupang yang juga Editor Jurnalis Warga, Marthen Bana.

Pada mentoring ini dua utusan dari Internews Usaid Media mendampimpingi langsung para jurnalis warga. Beragam isi pembahasan pun dikupas dalam pertemuan ini. Masing-masing jurnalis warga menyampaikan perkembangan tulisannya, baik berita maupun feature .

Marthen Bana mengatakan berita dan feature yang diproduksi jurnalis warga, diedit agar menjadi tulisan yang menarik. “Beberapa berita dari teman-teman dibahas di mentoring, dari paragraf awal, misalnya yang menarik ada di bawah, kita naikan ke atas, begitupun feature. Sejauh ini memang ada beberapa berita yang sudah ditayangkan di media dan ada beberapa tulisan feature yang masih dalam proses editing karena memang masih kekurangan data,” ungkap Marthen Bana.

Di sisi lain, ada ruang diskusi yang dibangun di dalamnya, satu persatu kendala ataupun hambatan yang dialami para jurnalis warga saat menentukan angle berita atau peliputan hingga penguatan status dari Jurnalis Warga itu sendiri telah dijawab tuntas oleh Firmansyah dan Eric Sasono.

Nama komunitas jurnalis warga Kota Kupang bisa dibuat unik dan selanjutnya dikeluarkan tanda pengenal bagi para jurnalis warga mengatasnamakan komunitas jurnalis warga.

“Teman-teman bisa bersepakat untuk membuat semacam tanda pengenal dan batas waktunya sehingga tidak disalahgunakam, karena generasi berikutnya akan terus ada. Dan teman-teman bisa memperkenalkan komunitas ini via website, ini bagian dari kebebasan masing-masing komunitas,” kata Firmansyah.

Untuk menentukan angle berita, tambah Firmansyah, ia pernah kesulitan menentukan angle yang tepat. “Dulu awal saya jadi jurnalis bingung tuh nentuin angle, depan komputer bisa berlama-lama, ketik-ketik hapus dan itu hal yang lumrah dan itu harus terus diasah lewat kepekaan,” ujarnya.

Di tengah mentoring ada suasana menegangkan. Firmansyah tiba-tiba melontarkan pertanyaan kritis yang pemenangnya mendapat hadiah tas bertuliskan ‘Internews’, dan pemenang kuis ini adalah jurnalis warga, Angga Yosua. Angga adalah salah satu mahasiswa Universitas Nusa Cendana Kupang.

Motivasi juga datang dari Erik Sasono. Dia bercerita tentang rekannya yang mendapat penugasan pertama meliput turnamen catur pada 1990an di GOR.

Dia datang dan tak lama kemudian pulang. Kepala bironya nanya mana liputan kamu?, ‘Engga ada pak, turnamen caturnya batal kenapa batal? Duitnya dibawa lari panitia,” jawab rekannya itu. “Nah, duit dilarikan itu beritanya. Ayok kembali bergegas kesana untuk mencari tahu penyebabnya apa,” balas kepala biro.

“Meskipun berawal dari kesalahan, memang pengalaman itu didapatkan setahap demi setahap. Jadi kalau membuat kesalahan atau merasa bahwa kadang-kadang putus asa dengan penulisan, jangan putus asa itu adalah proses yang memang sebetulnya perlu di jalani sebagai seorang Jurnalis. Jika kita cinta dengan tulis menulis, maka itu bagian dari proses, tetap semangat,” katanya.

Menurutnya, suatu hal yang sangat positif adalah para mahasiswa ini mau bergabung dalam jurnalis warga. “Internews sangat mendukung,” kata Eric Suseno. (Nita Sari/Jurnalis Warga Kota Kupang)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.