Sikap Intoleran Bisa Memantik Lahirnya Terorisme

  • Whatsapp
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)

Kupang – Sikap antikeberagaman dan intoleransi, jika tidak dikelola dengan baik, akan memantik lahirnya radikalisme dan dan aksi terorisme.

Hal tersebut disampaikan Kasi Partisipasi Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Letkol Laut Setyo Pranowo dalam kegiatan ‘Literasi Informasi dalam Rangka Pencegahan Terorisme’ di Kupang, Rabu (22/7).

Penggunaan media sosial yang tinggi, merupakan tantangan karena menjadi media efektif penyebaran konten radikal, tetapi menjadi peluang emas untuk intensifikasi penyebaran konten kontra-radikal. Situasi tersebut perlu diwaspadai bersama.

Menurutnya, aksi-aksi terorisme masih menjadi ancaman nyata bagi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, setidaknya tergambar dari hasil Survey Nasional tentang Daya Tangkal Masyarakat terhadap Radikalisme dan Terorisme yang dilaksanakan oleh BNPT pada 2017 dan 2018.

Survei tersebut memperlihatkan rerata skor 42,58 dari rentang 0-100, atau masuk dalam ketegori sedang. Selain itu, penggunaan media sosial dalam mencari informasi mengenai agama dengan skor 39,89 atau masuk dalam kategori tinggi dalam internalisasi kearifan lokal termasuk pemahaman agama.

Menurutnya, salah satu penyebab tingginya potensi radikalisme dan terorisme belakangan ini adalah faktor kemajuan teknologi yang tidak dibarengi dengan literasi bagi masyarakat.

Disrupsi informasi menjadikan masyarakat yang tidak siap menjadi gagap dan kesulitan membedakan informasi benar dan salah. Situasi ini menjadi semakin parah karena budaya latah, masyarakat dengan mudah membagikan informasi yang didapatnya tanpa melakukan penyaringan dan telaah.

Kegiatan tersebut diikuti humas Polda NTT dan Polres Kupang Kota, bagian penerangan kodim, wartawan serta lurah dan kepala desa.

Kegiatan tersebut bertujuan memberikan gambaran rencana kegiatan pelibatan aparatur kelurahan dan desa tentang literasi informasi dalam rangka pencegahan terorisme melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Nusa Tenggara Timur. Kegiatan itu juga menghadirkan pembicara praktisi jurnalis, Yoseph Adi Prasetyo, dan Ketua FKPT NTT, Johana Lisapaly. (gma)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.