Sakit Langka, Wanita Ini Tertidur 59 Hari

  • Whatsapp

KISAH putri tidur rupanya tak hanya ada dalam dongeng klasik. Seorang wanita cantik bernama Imaarl Duprey bisa tertidur selama berhari-hari dan bahkan lebih dari satu bulan.

Seperti dilansir laman Daily Mail, wanita asal London ini menderita Sindrom Sleeping Beauty atau dikenal dengan Kleine-Levin Syndrom (KLS). Imaarl mulai mengalami penyakit langka ini pada tahun 2008 atau tepatnya saat ia berusia 18 tahun. Usai menghadiri sebuah pesta, ia tertidur selama 10 hari.

Kejadian serupa terulang kembali beberapa di tahun yang sama. Ketika itu, Imaarl dan teman-temannya liburan ke Ayia Napa, sebuah resor di Turki. Saat berlibur, rasa kantuk dan pandangan kabur menghampirinya usai berjemur di bawah sinar matahari.

Perasaan tak nyaman tersebut dihiraukan. Namun saat berpesta, dia jatuh dan tertidur di lantai. Kemudian teman-teman Imaarl mengantarnya kembali ke rumah dalam keadaan tidur. Imaarl pun kembali tertidur selama 10 hari.

Penyakit langka yang diderita Imaarl, diakui sangat merugikan. Ia harus melewatkan ujian penting di kampusnya. Tak hanya untuk dirinya,  tapi juga sang ibu, Kerry Griffiths, 46, dan adiknya, Shahnequa Duprey, 21. Kerry yang bekerja sebagai asisten dosen harus mengambil banyak cuti untuk mengurus sang buah hati. Ia menilai, anaknya sangat sakit dan membutuhkan perawatan konstan. Sementara Shahnequa terpaksa berhenti kuliah untuk merawat saudaranya.

Tetap makan dan minum

Saat tertidur, bukan berarti Imaarl tidak makan, minum, ataupun ke kamar mandi. Sang ibunda dan Shahnequa secara rutin membangunkan Imaarl . Dalam kondisi tak sadar, Imaarl pun makan, minum, dan bahkan ke kamar mandi dengan bantuan Kerry serta Shahnequa.

Diakui sang ibu, anaknya menjadi pribadi yang berbeda ketika terserang KLS. Ia menjadi mudah marah, berperilaku seperti anak kecil, dan makan berlebihan secara signifikan.  Melihat kondisi anaknya yang aneh, Kerry pun memeriksakan Imaarl ke dokter. Namun, ia tak mendapat jawaban pasti dari penyakit ini. Hanya dikatakan, gangguan tersebut adalah gejala wajar yang terjadi pada remaja.

Merasa tak puas, Imaarl pun menjalani pindai tumor otak dan tes untuk narkolepsi di Rumah Sakit King College di London. “Hal itu seperti trauma, tapi saya berharap saya menderita tumor otak. Karena setidaknya saya tahu apa yang akan terjadi dan penanganan apa yang akan dilakukan,” kata Imaarl putus asa.

Selama hampir dua tahun merasa kantuk yang tak dapat dikontrol dan tidur dalam waktu lama, Imaarl mulai peka pada episode tidur yang akan dialaminya.

“Pada saat mengalami kelelahan ekstrem, saya harus segera meninggalkan semua aktivitas. Ini seperti dibawah anestesi, mengambang masuk dan keluar dari kesadaran. Saya bisa merasakannya datang (gejala KLS),” cerita wanita yang kini bekerja dalam dunia fesyen di Lewisham, London.

Selama mengalami KLS, Imaarl menjadi sangat sensitif pada kebisingan, cahaya. Ketika seorang dokter datang untuk memeriksanya, ia menjadi sangat ketakutan dan menangis histeris. Kata Kerry, kondisi Imaarl hanya bisa dikendalikan oleh dirinya dan Shahnequa.

Meski menjalani hidup normal sulit baginya, namun Imaarl tetap bertekad menyelesaikan pendidikannya di bidang psikologis. Tahun lalu, tepat di bulan Desember, Imaarl lulus dari Goldsmiths, University of London.
“Dia sangat luar biasa dan kami bangga padanya,” kara Kerry.  Akan tetapi sebulan kemudian, Imaarl kembali mengalami episode yang sudah dua tahun tak dialaminya. Waktu ‘putri tidurnya’ berlangsung hampir bulan, mulai dari bulan Januari sampai Maret.

“Saya pikir ini (KLS) telah berakhir. Sangat menyedihkan karena saya tak memiliki kontrol atas kondisi dan tak ada pengobatan efektif atau penyembuhan,” kata Imaarl.  “Saya adalah orang yang bahagia dalam kehidupan sehari-hari dan tak ingin KLS menyalip saya. Ini membuat saya tak yakin mengenai mas depan, tapi saya ingin tetap positif.”

Apa itu KLS?

Kleine-Levin Sindrom adalah kondisi neurologis yang dimulai selama masa remaja. Selain itu dapat dimulai pula setelah mengalami infeksi atau penyakit.

Konsultan Neurologis dan Pakar Tidur dari Guy’s and St Thomas’ Hospital, London, Dr. Guy Leschziner mengatakan, seorang remaja yang mengalami KLS umumnya menjadi bingung, ingin makan berlebihan, tersinggung, kekanak-kanakan, dan mengalami disorientasi.

Penyebab KLS hingga kini belum diketahui secara pasti. Namun, ada kemungkinan terkait dengan gangguan pada komponen genetik atau atutoimun. Dari 1.000 orang penderita, ada sekitar 70 persen KLS diderita oleh pria.  “Ini penyakit yang sangat langka. Bahkan para ahli melihat jumlah yang relatif kecil pada pasien,” ujar Guy. Tidak ada obat khusus untuk gangguan tidur ini. Pengobatan utamanya adalah merawat dan menjaganya di rumah oleh keluarga yang peduli. (Sumber: viva.co.id)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.