Saat Cahaya Itu Datang ke Rumah Pak Geli

  • Whatsapp

Kupang – Senja baru saja turun ketika suara isak haru pecah dari rumah sederhana, di sebuah gang kecil di Kelurahan Fatululi, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang,

Bukan tangis kesedihan, melainkan bahagia yang tak terbendung.

Di depan rumah itu, seorang pria paruh baya bernama Geli Grardus (60) berdiri terpaku menatap bola lampu yang kini menyala terang di langit-langit rumahnya. Tangannya bergetar, suaranya serak ketika berkata pelan,

“Dulu kalau malam, rumah saya gelap. Saya cuma bisa menumpang dari tetangga. Kadang malu juga, tapi apa daya, belum ada biaya untuk pasang sendiri.”

Hari itu, mimpinya akhirnya terwujud. Setelah bertahun-tahun hidup dalam kegelapan, Geli kini memiliki sambungan listrik milik sendiri, bukan lagi pinjaman dari kebaikan hati orang lain.

Kisah Geli hanyalah satu dari 85 cerita penuh haru di seluruh Nusa Tenggara Timur. Di tengah momentum Hari Listrik Nasional (HLN) ke-80, PLN melalui program “Light Up The Dream (LUTD): Terangi Negeri, Wujudkan Mimpi, Menguatkan Empati” menyalakan sambungan listrik gratis untuk keluarga prasejahtera di empat wilayah NTT:

Empat wilayah itu ialah UP3 Kupang: 43 kepala keluarga, UP3 Flores Bagian Barat: 23 kepala keluarga, UP3 Flores Bagian Timur: 12 kepala keluarga, dan UP3 Sumba: 7 kepala keluarga

Berbeda dari program Corporate Social Responsibility (CSR) pada umumnya, LUTD tidak menggunakan dana perusahaan. Seluruh bantuan berasal dari donasi sukarela pegawai PLN sendiri, mereka yang setiap hari bekerja menyalakan negeri, kini ikut berbagi untuk menerangi mimpi orang lain.

“Ini bukan sekadar menyalakan lampu, tapi menyalakan harapan, menyalakan mimpi, dan menyalakan masa depan yang lebih baik,” ungkap General Manager PLN UIW NTT, dengan mata berbinar penuh kebanggaan.

Dari Kegelapan Menuju Harapan

Bagi Geli, cahaya lampu bukan hanya soal kenyamanan. Listrik berarti kehidupan yang lebih layak.

Kini ia bisa menyalakan kipas saat malam panas, anak-anak di rumahnya bisa belajar lebih lama tanpa harus berpacu dengan waktu siang, dan keluarganya bisa beraktivitas tanpa takut gelap.

“Saya berterima kasih kepada PLN, baik dari atasan sampai petugas lapangan. Mereka sudah bantu saya. Saya doakan semua pegawai PLN sehat dan diberkati,” ujar Geli dengan suara yang kembali bergetar — kali ini karena bahagia.

Gotong Royong yang Menyentuh Hati

Semangat Light Up The Dream menjadi wujud nyata dari Employee Value Proposition (EVP) PLN — bahwa setiap pegawai bukan hanya bekerja menyalakan listrik, tetapi juga menyalakan kepedulian.

Melalui program ini, pegawai PLN di seluruh Indonesia mengulurkan tangan kepada mereka yang belum mampu menyambung listrik mandiri.

Dari sumbangan kecil yang dikumpulkan bersama, lahirlah terang besar di rumah-rumah sederhana seperti milik Pak Geli.

“Tuhan melihat kedalaman doa yang tak terucap dari hati umat-Nya. Dan melalui tangan para pegawai PLN, doa itu kini dijawab,” tutur sang General Manager.

Cahaya yang Menyebar ke Seluruh Penjuru

Sekretaris Camat Oebobo, Niko Kale turut hadir dalam penyalaan listrik di rumah Geli. Dengan nada bangga ia berkata,

“Mari jadikan momen ini simbol harapan baru bagi kehidupan Bapak dan Mama di sini. Atas nama Pemerintah Kota Kupang, kami menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada PLN.”

Ia meyakini, hadirnya listrik akan membuka peluang baru, dari peningkatan kesejahteraan hingga tumbuhnya ekonomi di tingkat akar rumput.

Menyalakan Lebih dari Sekadar Lampu

Program LUTD bukan hanya memberi cahaya pada ruang tamu, tapi juga pada masa depan. Dengan listrik, warga bisa mulai berdagang kecil-kecilan, anak-anak bisa belajar hingga larut malam, dan keluarga bisa menikmati malam dengan rasa aman.

Listrik menjadi simbol kemajuan — dan PLN menjadikannya jembatan empati antar manusia.

Hari itu, senja di Fatululi terasa berbeda. Cahaya lampu pertama di rumah Pak Geli seolah menerangi lebih dari satu rumah, ia menyalakan harapan seluruh NTT. (*/gma)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *