Pulau Punggu Besar Milik Nasir

  • Whatsapp
Pulau Punggu Besar/Foto: Google Earth
Pulau Punggu Besar/Foto: Google Earth

Kupang—Haji Latif, pemilik Losmen Matahari di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), membantah sebagai pemilik Pulau Punggu yang dijual seharga Rp134,2 miliar.

“Saya pemilik Pulau Punggu Kecil, sedangkan pulau yang dijual itu Punggu Besar milik Haji Nasir,“ kata dia, kemarin seperti dikutip Harian Media Indonesia edisi Selasa (10/2)

Ia membenarkan pulau tersebut sedang ditawarkan untuk dijual, tetapi belum diketahui dijual oleh pemiliknya atau orang lain. Haji Nasir, warga Labuan Bajo, diketahui memiliki sejumlah usaha di daerah itu seperti indekos.

Menurutnya, di Pulau Punggu Kecil terdapat sejumlah unit bungalo, sedangkan di Punggu Besar saat ini sedang ada pembangunan hotel milik warga asing bekerja sama dengan pengusaha dari Bali.

Tidak banyak warga di Manggarai Barat tahu soal penjualan Punggu Besar, termasuk Kepala Badan Penanaman Modal (BPM) Manggarai Barat Robert Mitang.

Pasalnya, di buku yang memuat daftar investor tidak ada catatan mengenai investasi di Punggu Besar dan Punggu Kecil, termasuk jual-beli pulau. “Jika ada pembangunan di pulau-pulau di Manggarai Barat harus tercatat di BPM,“ ujarnya.

Adapun izin untuk investasi asing dikeluarkan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), tetapi sejumlah izin dikeluarkan pemerintah daerah seperti izin mendirikan bangunan (IMB) dan izin gangguan sehingga tidak mengganggu tata ruang daerah.

Karena tidak ada izin, Robert memastikan kabar penjualan Pulau Punggu hanya isu yang sengaja dihembuskan pihak tertentu. Selain itu, untuk mengecek kebenaran penjualan pulau, saat ini pihak BPM belum bisa bertolak ke pulau yang hanya berjarak 20 menit pelayaran dari pelabuhan Labuhan Bajo tersebut. “Mau ke Pulau Punggu, tetapi ada tantangan, soal ketersediaan anggaran,“ ujarnya.

Sementara itu, Media Indonesia menghubungi agen penjualan Pulau Punggu yang juga direktur situs Skyproperty,org, I Gede Sanat Kumara, lewat telepon, tetapi tidak dijawab, termasuk pesan singkat.

Gede dihubungi karena diduga mengetahui penjualan itu karena iklan tersebut dimuat di situs miliknya sejak 22 November 2014. (sumber: Media Indonesia/palce amalo)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.