
Kupang—Lintasntt.com: Koordinator Relawan Poros Jokowi-JK dan Jenggala Nusa Tenggara Timur (NTT) John Ricardo memperingatkan penyelenggara pemilu presiden tidak curang selama melakukan pemunggutan hingga rekapitulasi suara.
Menurut John, bermain curang tidak ada gunanya. Jika penyelenggara nekad buat curang, pasti ketahuan. Pasalnya pengawasan pemilu 9 Juli mendatang sangat ketat. Relawan Poros Jokowi-JK dan Jenggala saja, akan menurunkan 9.867 relawan.
Setiap tempat pemunggutan suara (TPS) akan diawasi dua relawan mengenakan seragam kaos berwarna putih dan seragam kotak-kotak. “Relawan yang diterjunkan ini belum termasuk relawan yang tergabung dalam komunitas relawan lainnya,” kata Koordinator Poros Jokowi-JK dan Jenggala, John Ricardo di Kupang, Minggu (6/7).
Sedikitnya 11 komunitas relawan Jokowi-JK yang tersebar di Kupang, akan menyiapkan saksi di TPS, antara lain Sahabat Rakyat, Relawan Nusantara, Relawan Merah Putih, Posko Nasional, dan Sekretaris Nasional.
Ia menyebutkan seluruh relawan yang bertugas sabagai saksi, tidak menerima imbalan dari parpol pengusung pasangan Jokowi-JK. “Para siap bekerja dan tidak menerima imbalan,” ujarnya. Konsolidasi relawan atau saksi sudah dimulai sejak 5 Juli dan baru berakhir 8 Juli, atau satu hari sebelum pemunggutan suara pilpres.
Sejumlah relawan malah telah melakukan pengawasan sejak distribusi surat suara serta penyaluran formulir C6 atau surat pemberitahuan pemunggutan suara kepada pemilih. “Relawan sudah bekerja dan setiap perkembangan dilapangan selalu dilaporkan ke posko,” kata Dia. Relawan juga diingatkan mengawasi pengisian formulir C1 untuk mencegah kecurangan. “Kita awasi ketat jangan sampai terjadi perubahan data di formulir C1 serta mengantisipasi politik uang,” ujarnya. (gba)