Semau – Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Semau di Desa Huilelot, Kecamatan Semau, Kabupaten Kupang, NTT, memangkas konsumsi bahan bakar minyak PLN mendekati Rp1 miliar setiap bulan, menjadikan PLTS Semau berkapasitas 450 kilowatt peak (kWp) selain ramah lingkungan, juga dapat menghemat biaya operasioal pembangkit listrik tenaga disel (PLTD).
Adapun PLTD Semau berkapasitas 1.380 Kilowatt (Kw), setiap bulannya menghabiskan antara Rp5 miliar sampai Rp7 miliar untuk biaya bahan bakarnya.
Manager PLN Unit Pelaksana Pembangkitan (UPK) Timor, Ismanta mengatakan kapasitas dua pembangkit ini sudah cukup untuk melayani kebutuhan listrik di Semau. Pasalnya, beban puncak di pulau tersebut hanya 440-440 Kw untuk siang, dan 750-760 Kw untuk malam.
“Support dari PLTS ini memang siang hari ya, sekitar 80 Mw, nanti beban puncak jadi 100 Kw sampai 120 Kw. Kemudian untuk malam karena jam 4 sore karena cahaya matahari mulai berkurang, dayanya turun,” ujarnya kepada wartawan di sela-sela Media Gathering PLN di Semau, Senin (26/5/2025).
Menurutnya, saat dukungan PLTS berkurang pada malam hari seiring berkurangnya kapasitas baterai, akan digantikan oleh baterai lainnyan yang diisi pada siang hari. “Tapi kadang baterai cuma bisa support 2-3 jam saja pada malam hari,” ujarnya.
Kondisi itu disebabkan usia baterai yang sudah mencapai 13 tahun. Memang, PLN sempat mengganti beberapa baterai yang rusak, namun pergantian baterai belum sampai 100%.
Akibatnya, saat ini PLTS Semau hanya mampu menyuplai 200 kWp yang terdiri dari 100 kWp untuk pararel dan 100 kWp lagi dipakai untuk pengisian baterai
Ismanta menambahkan, untuk pembangkit di Semau, lanjutnya, agak khusus karena hybrid, sistemnya pararel atau saling membantu antara PLTS dan PLTU. Kemudian di malam hari, saat baterai PLTS tidak mampu atau kapasitasnya menurun, otomatis sinkronnya terlepas, sehingga hanya PLTD yang menyuplai listrik ke warga. (*/mi)
