Kupang–Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sita 2×500 Kilowatt (Kw) di Desa Sita, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai beroperasi, Jumat (1/2).
Pengoperasian PLTA itu menambah pasokan lisrik dari pembangkit energi baru terbarukan (EBT) di NTT yang sampai Januari 2019 sebesar 15.800 Kw.
“Selain memperkuat sistem Flores, beroperasisnya PLTA Sita juga menurunkan pemakaian pembangkit listrik tenaga disel wilayah itu,” kata General Manager PT PLN Unit Induk Wilayah (UIW) NTT Ignatius Rendroyoko saat penandatanganan Comercial Operation Date (COD) PLTA Sita di Kantor PLN IUW NTT di Kupang, Kamis (31/1).
Penandantangan dilakukan dengan Direktur Utama PT Multi Energi Dinamika Gatot Sewandhono, turut hadir Perwakilan Regional JBTBN Elpis Sinambela serta dihadiri oleh sejumlah senior manajer PLN UIW NTT.
Pembangkit ini merupakan independent power producer (IPP) dengan skema membangun, memiliki, mengoperasikan dan mengalihkan (Build, Own, Operate, and Transfer/BOOT) selama 20 tahun.
Menuurutnya, pengembangan energi baru terbarukan atau renewable energy (EBT) adalah prioritas. PLN juga berkomitmen meningkatkan target bauran EBT hingga 23% pada 2025.
Selain PLTA Sita 1.000 Kw tersebut, pembangkit EBT yang telah beroperasi di Flores ialah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu 10.000 Kw, PLTM Lokomboro 2.200 Kw, PLTM Umbuwangu 200 Kw, PLTM Ndungga 2.000 Kw, Pembangkit Listrik Mikrohidro (PLTM) IPP Wae Roa 400 Kw. (gma)