Mataram – PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra) kembali menegaskan komitmennya dalam menjaga keberlanjutan lingkungan pesisir.
Melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL), PLN UIP Nusra menyalurkan 7.000 bibit mangrove di kawasan Ring 1 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lombok FTP-2 (2×50 MW), berlokasi di Desa Padak Guar, Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur, pada Selasa, 7 Oktober 2025.
Program ini menjadi bagian dari upaya PLN UIP Nusra dalam memulihkan hutan mangrove sekaligus menjawab aspirasi masyarakat yang ingin menghidupkan kembali ekowisata bahari Hutan Mangrove Dusun Purwakarya sebagai penggerak ekonomi lokal berbasis lingkungan.
Kegiatan rehabilitasi ekosistem pesisir ini dilaksanakan melalui kolaborasi antara PLN UIP Nusra, pemerintah desa, kelompok kerja wisata Purwakarya, serta masyarakat Padak Guar, yang terlibat langsung dalam proses penanaman.
Selain menyalurkan bibit, PLN UIP Nusra juga memberikan bantuan rehabilitasi jalur tracking dan perawatan kawasan mangrove sebagai langkah berkelanjutan menjaga kelestarian ekosistem pesisir Sambelia agar tetap produktif dan seimbang.
Kepala Desa Padak Guar, Tarmizi, menyampaikan apresiasinya atas dukungan PLN. “Terima kasih kepada PLN atas bantuan pemulihan dan pengaktifan kembali ekowisata hutan mangrove Padak Guar. Warga sudah lama menantikan dukungan seperti ini agar lingkungan tetap terjaga dan potensi ekonomi lokal terbuka,” ujarnya.
Bantuan rehabilitasi mangrove di Padak Guar ini merupakan tahap pertama dari program yang telah direncanakan PLN UIP Nusra. Tahap kedua akan dilaksanakan melalui kegiatan penanaman bersama bibit mangrove yang dijadwalkan pada November 2025.
General Manager PLN UIP Nusra, Rizki Aftarianto, menjelaskan bahwa program ini merupakan wujud nyata pelaksanaan TJSL PLN dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) ke-14, yakni menjaga ekosistem laut dan pesisir.
“PLN memiliki tanggung jawab sosial dan lingkungan terhadap kawasan sekitar pembangkit, termasuk PLTU Lombok FTP-2 Sambelia. Harapannya, penanaman bibit mangrove ini tidak hanya menjaga pesisir Desa Padak Guar, tetapi juga menghidupkan kembali kawasan wisata mangrove sebagai sumber penghidupan masyarakat,” jelas Rizki.
“Kami ingin kawasan mangrove Padak Guar kembali menjadi destinasi ekowisata yang memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” tambahnya. (*/gma)














