PLN Berikan Bantuan Electrifying Agriculture bagi UMKM Minyak Kayu Putih di Desa Tuamese

  • Whatsapp
Penyulingan Minyak Kayu Putih/Foto: PLN

Kefamenanu – Sebagai wujud PLN komitmen PLN dalam memberikan kontribusi nyata bagi Indonesia, PLN terus mendorong pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Setelah beberapa waktu lalu PLN mendukung usaha tani di bidang pengembangan kelor, kali ini giliran kelompok tani kayu putih yang mendapatkan bantuan dari PLN.

PLN terus mendukung kemajuan sektor pertanian kearah yang lebih modern dan mandiri dengan memanfaatkan penggunaan listrik melalui peralatan pengolahan untuk mempermudah dan menambah produksi hasil.

Read More

Dukungan ini salah satunya juga diwujudkan melalui pemberian bantuan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan PLN Peduli.

PLN Unit Induk Wilayah NTT menyalurkan bantuan berupa peralatan pengolahan tanaman kayu putih menjadi produk kayu putih beserta kemasannya untuk UMKM di Desa Tuamese, Kecamatan Biboki Anleu, Kabupaten Timor Tengah Utara.

“Puji Tuhan, terima kasih kami berikan kepada PLN yang diwakilkan teman-teman PLN di Kefamenanu yang tiada henti memperhatikan pengelolaan minyak kayu putih di Desa Tuamese, Semoga apa yang telah dilakukan PLN NTT hari ini, dapat terus dilakukan karena hal ini bukti nyata bagian dari pelayanan kepada masyarakat,” ujar Randi Padji, salah satu pelopor UMKM minyak kayu putih di desa tersebut.

‘Besar harapan kami, dengan bantuan dari PLN ini produksi minyak kayu putih di Desa kami semakin meningkat dan semakin di kenal di NTT pada khususnya. Karena kami adalah UMKM yang bersumber dari pengolahan kayu putih ini sebagai mata pencaharian kami sehari-hari,” lanjut Randi

Manager PLN Unit Layanan Pelanggan Kefamenanu, I Ketut Artha Yasa menyampaikan, ‘Kami mewakili PLN UIW Nusa Tenggara Timur, ingin meuwujudkan masyarakat yang tangguh dalam mengelola hasil bumi dan terutama minyak kayu putih sebagai produk yang tidak kalah dalam pemasarannya dengan kelor di NTT, karena UMKM seperti ini adalah penyokong ekonomi masyarakat desa dan juga cerminan kepedulian PLN serta Pemerintah dalam meningkatkan roda perekonomian,” ujar Ketut.

Sebelum adanya bantuan ini, perbulan mampu memproduksi 10 botol x 620 ml dan dijual dengan harga Rp500.000/ botol, dengan penghasilan Rp5.000.000, namun diharapkan setelah mendapatkan bantuan, akan dibuatkan kemasan ekonomis 10 ml dan dijual dengan harga Rp25 ribu per botol, dengan perkiraan total penghasilan menjadi Rp15.500.000 dengan efisiensi mesin yang lebih baik.

Ketut menambahkan, “Bantuan ini sejalan dengan semangat PLN untuk melistriki lahan pertanian yang kami sebut dengan Electrifying Agricultrure. Diharapkan ini dapat menjadi contoh bagi kelompok tani yang lain untuk menggunakan listrik dalam usaha taninya. Dimana penggunaan listrik ini tentunya dapat menghemat biaya serta meningkatkan produktivitas pertanian,” tutup Ketut. (*)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.