Plan Indonesia Melatih Pengusaha Sanitasi Olah Air Minum yang Aman dan Terjangkau

  • Whatsapp
Helmy Firmansyah, perwakilan dari Nazava, sedang menjelaskan cara merakit produk Nazava water filter, yang kemudian dipraktekan oleh salah satu peserta kegiatan pada kegiatan pelatihan Nazava di Aula Hotel Matahari Atambua, Kabupaten Belu (22/03/21). Foto: Plan Indonesia

Atambua – Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) telah menjadi perhatian Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia).

Kali ini, bekerja sama dengan Nazava, Plan Indonesia mengadakan pelatihan pemanfaatan teknologi sederhana water filter (penyaringan air minum) untuk pengusaha sanitasi, komunitas penyandang disabilitas dan pengelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) selama lima hari mulai Senin (22/3) sampai Sabtu (27/3) di Nusa Tenggara Timur (Kabupaten Belu dan Malaka), serta Nusa Tenggara Barat (Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Tengah).

Read More

Kampanye ini sejalan dengan perayaan Hari Air Sedunia 2021 dengan tema ‘Memaknai Air’. Air memiliki makna yang berbeda bagi setiap orang.

Di wilayah pedesaan Nusa Tenggara Timur, air menjadi komoditi yang langka, terutama saat musim kemarau. Kondisi tersebut tak hanya berpengaruh terhadap sanitasi dan kebersihan masyarakat, tetapi juga pada kebiasaan yang terbentuk dalam menggunakan dan mengkonsumsi air.

Kebiasaan sebagian besar masyarakat di NTT untuk langsung mengkonsumsi air mentah, meski dengan kualitas air yang bagus, akan tetap mengekspos mereka terhadap potensi terkena gangguan pencernaan. Air mentah beresiko mengandung bakteri e-coli yang dapat menyebabkan diare.

Kebiasaan minum air mentah perlu diimbangi dengan alternatif solusi yang mudah diimplementasi. Karenanya, pelatihan ini penting untuk mengedukasi masyarakan tentang pengolahan air minum yang aman dengan menggunakan teknologi penyaringan air minum yang sederhana dan terjangkau.

Melalui proyek Women and Disability Inclusive WASH and Nutrition Sensitive WASH (WINNER), Plan Indonesia turut meningkatkan akses dan fasilitas air dan sanitasi yang berkesetaraan gender dan inklusif melalui pemberdayaan masyarakat.

Kolaborasi ini menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan keterampilan para pengusaha sanitasi dalam memanfaatkan teknologi pengolahan air minum.

Sehingga mendorong dukungan pemerintah, pengelola BUMDES, dan mitra implementasi proyek WINNER untuk mengembangkan penggunaan teknologi tersebut.

Herie Ferdian, Winner Project Manager, Yayasan Plan International Indonesia menjelaskan pentingnya pemanfaatan teknologi yang sederhana dan terjangkau bagi masyarakat pra-sejahtera di Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat untuk mengkonsumsi air minum yang aman.

“Pemanfaatan Teknologi pengolahan air minum yang sederhana dan terjangkau ini merupakan langkah untuk mencegah dan menurunkan jumlah penderita diare di empat wilayah tersebut. Selain itu, kami berharap pelatihan ini dapat memperluas peluang wirausaha di bidang sanitasi air di kalangan pengusaha, kelompok penyandang disabilitas dan pengelola BUMDES,” ujar Herie.

Helmy Firmansyah mewakili Nazava menyampaikan, “Kolaborasi ini penting dalam upaya memfasilitasi sanitasi air bagi masyarakat. Kami percaya bahwa aksi sekecil apapun dapat berdampak besar bagi masyarakat dan lingkungannya. Melalui pelatihan ini, kami ingin masyarakat dapat terhindar dari berbagai penyakit dan memiliki kualitas hidup yang lebih baik,” ungkap Helmy.

Pelatihan ini akan diadakan hingga Sabtu (27/3) di NTT dan NTB. Pada sesi pembukaan, pelatihan dihadiri oleh pengusaha sanitasi, komunitas penyandang disabilitas, pengelola BUMDES, kader Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), POKJA AMPL serta tim dari Plan Indonesia dan mitra implementasi WINNER, yakni Yayasan Pijar Timur, PERSANI, Yayasan Transform dan LIDI Foundation.  (*/plan)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.