Kupang – Calon Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur, Johni Asadoma melakukan kampanye perdana di Kelurahan Oesao, Kecamatan Kupang Tmur, Kabupaten Kupang, Rabu (2/9/2024).
Dalam kampanye yang terpusat di RT 03 RW 01 Kelurahan Oesao, Johni Asadoma yang datang bersama sang istri, Vera Asadoma didampingi Ketua Tim Pemenangan Melki-Johni, Frans Sarong dan Manajer Kampanye, Mohammad Ansor.
Turut hadir anggota DPRD NTT dari Dapil NTT 2 diantaranya Johan Oematan, Winston Rondo dan Jan Pieter Windy, serta sejumlah anggota DPRD Kabupaten Kupang dari partai koalisi pendukung Melki-Johni.
Saat bertatap muka dengan ratusan masyarakat yang sebagian besar adalah petani, Johni Asadoma menerima banyak keluhan.
Kostanji Sambera, salah satu tokoh masyarakat yang juga Ketua Komda Jaringan Petani Nasional (JPN) NTT pada kesempatan itu membeberkan beberapa persoalan yang dihadapi para petani.
Kostanji menyebut, para petani kesulitan membagi air ke petak-petak persawahan karena infrastruktur irigasi permanen belum menjangkau semua petak persawahan yang luasnya mencapai ribuan hektar.
“Para petani butuh pembangunan irigasi karena kita punya irigasi terlebih khusus irigasi tersier belum terakses ke semua lahan pertanian. Ini yang buat petani di sini sulit membagi air,” kata Kostanji Sambera yang juga adalah Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) di Oesao.
Menurut Kostanji, para petani juga bergumul dengan kondisi bendung naeheli (Leter T) yang belum diperbaiki sampai saat ini. Bendung tersebut jebol sejak 2022 lalu, sehingga lahan sekitar 300 hektar tidak bisa dimanfaatkan.
“Sekarang sudah masuk tahun ketiga Bendung Naeheli rusak. Kami juga pertanyakan statusnya. Bendung itu kepunyaan kabupaten, provinsi atau pusat dalam hal ini Balai Sungai,” katanya.
Para petani Oesao, lanjut Konstanji, juga membutuhkan bantuan sumur bor sehingga kebutuhan air pada musim tanam kedua (Juni-Desember) bisa terpenuhi dengan baik. “Lahan sawah para petani di sini luasnya mencapai 4.000 hektare. Pada musim tanam kedua, hanya lima persen lahan sawah yang dikelola untuk tanam karena kesulitan air,” terangnya.
“Petani juga butuh intervensi modal untuk pengadaan pupuk, bibit dan lain-lain. Juga jangan lupa infrastruktur jalan di sini yang masih rusak,” pungkas Kostanji.
Merespon keluhan para petani, Johni Asadoma mengatakan, untuk membangun NTT termasuk di sektor pertanian, tentu butuh anggaran yang tidak sedikit. “APBD kita selama ini hanya 5 triliun lebih dan itu belum cukup untuk bangun jalan, dan lain-lain. Termasuk untuk membiayai sektor pertanian,” katanya.
Menurutnya, untuk dapat anggaran yang besar, perlu ada konektivitas antara daerah dengan pusat. Juga perlu sosok pemimpin daerah yang punya jejaring bagus dengan pemerintah pusat.
“Beta dari Partai Gerindra yang diketuai Pak Prabowo Subianto, Presiden terpilih. Sementara Pak Melki dari Golkar. Sebagai anggota DPR RI, beliau punya jaringan yang luas. Sudah tentu anggaran besar akan mengalir ke sini,” sebut mantan Kapolda NTT itu.
Johni menambahkan, dengan dukungan dari 11 parpol, Melki-Johni punya kekuatan jaringan dan koneksi yang sangat bagus dari daerah sampai pusat.
“Jadi jangan ragu pilih Melki-Johni karena ada jaminan untuk membangun NTT lebih maju di semua sektor. Persoalan-persoalan yang disampaikan tadi akan kami upayakan untuk atasi dengan melibatkan teman-teman anggota DPRD provinsi dan kabupaten Kupang,” ungkap Joni Asadoma seraya mengajak masyarakat sama-sama menyanyikan lagu “Oke gas oke gas, nomor dua katong gas, oke gas oke gas, Melki-Johni katong gas”. (*/tim)