Perjuangan PLN Memulihkan Kelistrikan Pulau Terselatan Indonesia

  • Whatsapp
Foto: PLN

Jelang Idul Fitri, PLN NTT layani 24 jam kelistrikan Pulau Ndao dan Pulau Pantar

Kupang – Salah satu Pulau Terselatan Indonesia di NTT yaitu , Pulau Rote sudah pulih 100% menyala.
Sebelumnya dari 256 gardu terdampak dan sekitar 32ribu pelanggan telah berhasil dinyalakan sejak (26/4/2021).

Read More

Badai bukan menjadi penghalang program dan usaha PLN untuk menerangi seluruh pelosok nusantara juga terbukti dengan salah satu diantaranya program 24 Jam Nyala yang dilakukan secara bertahap di lokasi-lokasi pembangkit yang masih beroperasi 12 Jam.

Sebelumnya di Pulau Rote terdampak parah oleh hantaman badai tropis Seroja, dimana Kondisi yang parah terdapat di semua wilayah di Rote Ndao yang membuat jaringan, tiang, dan gardu ini jadi sasaran empuk badai. Tiang dan Gardu ambruk mencium tanah, menyebabkan kabel menjuntai tak beraturan di sepanjang jalan.

Menurut Sabinus Tawur selaku Manager PLN ULP Rote Ndao, upaya yang dilakukan dalam percepatan pemulihan yaitu pemulihan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) terlebih dahulu. Menurutnya setelah JTM dari sumbu telah disisir hingga ujung kemudian baru bisa dilakukan pemulihan Jaringan Tegangan Rendah (JTR) dan Sambungan Rumah (SR).

“Waktu itu badai tanggal 4 malam sampai tanggal 5 juga belum berhenti. Saya bersama teman-teman berkumpul di kantor PLN Rote Ndao mengatur strategi untuk memetakan jaringan mana yang harus kami sisir terlebih dahulu. Kami belum bisa kerja waktu itu karena hujan disertai angin kencang belum berhenti. Setelah badai usai, kita pastikan aman untuk bekerja baru kami bisa sisir jaringan kami yang terdampak, Kami langsung melakukan pekerjaan pergantian tiang yang patah, meluruskan tiang yang miring dan memperbaiki konduktor yang jatuh ke tanah karena tertimpa pohon,” Jelas Sabinus.

“Kendala kami waktu itu adalah jaringan komunikasi terputus sehingga kesulitan untuk berkomunikasi ke teman-teman di kantor jaga bahkan kami kesulitan untuk lapor ke Kupang mengenai kondisi kami disini. Ditambah lagi banyak pohon tumbang yang menimpa jaringan dan menutup akses jalan. Yang paling menantang lagi ketika kami hendak menyalakan jaringan listrik terakhir di Pukuafu, Rote Timur. Akses jalan kesana tertutup air yang meluap dari Laut Mati, sehingga kendaraan tidak bisa lewat. Kami harus pikul material jalan kaki sekitar 10 kilometer,” Tambah Sabinus.

Ada sekitar 50 personel gabungan yang terdiri dari Yantek, Vendor, MCB On, dan Pegawai PLN yang diturunkan sejak awal badai usai (5/4) hingga minggu lalu (26/4).  Ditambah lagi dengan bantuan relawan dari PLN Sulselabar dan PLN Disbanten sekitar 40 orang yang mempercepat pemulihan kelistrikan di Rote Ndao.

“Kami berterima kasih atas bantuan dari teman-teman Relawan yang sudah membantu memulihkan kondisi kelistrikan di Rote Ndao. Harapan kami masyarakat juga harus membantu PLN dengan cara merelakan pohon yang berada disekitar jaringan PLN, karena jaringan PLN banyak yang jatuh ke tanah, tiang patah bukan karena angina, tetapi karena tertimpa pohon,” Pungkasnya.

Warga Pulau Rote Ndao dan  Pantar Nikmati Listrik 24 Jam

Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1442 H, PLN Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur mengoperasikan pembangkit 24 jam untuk melayani kelistrikan di Pulau Pantar dan Pulau Ndao. Secara simbolis penyalaan listrik 24 jam di Pulau Ndao dilakukan PLN bersama Camat Pulau Ndao, Hereth O Bella S.Pd pada 24 April 2021.

Bersama Masyarakat sekitar PLTD, Heret menyampaikan “Saya atas nama masyarakat Ndao menyambut dengan gembira, setelah bencana dan sekarang artinya tidak lengkap kalau listrik di suatu tempat 12 jam, Tetapi dengan nyala listrik 24 jam tentu akan membangkitkan begitu banyak pekerjaan-pekerjaan kerajinan atau UMKM dan kami masyarakat sangat menyambut sekali kehadiran listrik 24 jam,” kata Hereth.

Lanjutnya, “Kami berharap bahwa ini terus berlanjut kecuali ada bencana yang membuat tidak dapat beroperasi 24 jam. Namun dengan keyakinan penuh, hadirnya ini (listrik 24 jam) menjadi indiaktor kemajuan di pulau Ndao” tambah Hebert.

Sementara di PLTD Kabir yang melistriki Kecamatan Pantar dan Kecamatan Pantar Timur, Kabupaten Alor juga berhasil dioperasikan 24 jam lebih dahulu pada tanggal 03 April 2021 lalu. Menanggapi beroperasinya listrik selama 24 Jam di Pulau Ndao, di kantor Kecamatan Pantar, Camat Pantar Nikodemus Alofani menyampaikan terima kasih atas nama masyarakat.

“Atas nama masyarakat Kami ucapkan terima kasih kepada PLN baik di Kupang maupun yang ada di Ranting Kalabahi, khusus yang ada di sub ranting Kabir karena atas perhatian pemerintah lewat PLN telah membantu kami sehingga sejak tanggal 03 April 2021 pelayanan penerangan di Pantar khususnya Kecamatan Pantar dan Kecamatan pantar Timur telah 24 Jam, tentu ada perubahan-perubahan yang terjadi di Masyarakat, mendorong usaha-usaha ekonomi masyarakat mulai berkembang yang akan meningkatkan kehidupan rumah tangga di desa-desa di wilayah kecamatan Pantar,” tutur Nikodemus.

PLTD Ndao dan PLTD Kabir kini dapat melayani kebutuhan masyarakat sebanyak total 2.506 pelanggan dengan beban puncak sebesar 647 kilowatt. Dengan dua mesin tambahan di relokasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di dua pulau tersebut sehingga menambah daya mampu yang sebelumnya 950 Kilowatt menjadi 1.630 kilowatt.

PLN NTT melalui Manager Unit Pelaksana Pembangkitan Timor, Didik S. Irawan menyatakan akan terus melanjutkan program 24 Jam Nyala untuk lokasi lainnya yang pembangkitnya masih beroperasi 12 jam.

“Beroperasinya PLTD Kabir dan PLTD Ndao selama 24 jam adalah komitmen kami untuk terus berupaya membawa terang berkelanjutan kepada seluruh pelanggan kami yang belum menikmati listrik 24 jam penuh. Lokasi lainnya akan kami upayakan semaksimal mungkin segera terelisasi” tegas Didik.

Sementara itu, kondisi Kelistrikan di seluruh wilayah NTT pasca bencana sampai dengan 4/5 pukul 12.00 wita sudah mencapai 99,85% dan PLN sudah berhasil memulihkan 3.996 Gardu dan 635.221 Pelanggan sudah menyala. (*/pln)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.