New York – Berdasarkan data penelitian baru, ilmuwan menyebut Benua Antartika Antartika berada diambang bahaya serius
Ilmuwan menyebut benua di Kutub Selatan Bumi ini mendekati ‘Kiamat Gletser’, sebab salah satu gletser terbesar di Antartika mencair dalam kecepatan yang mengkhawatirkan.
Gletser Thwaites adalah gletser seukuran Inggris yang berada di Antartika barat. Diketahui gletser ini telah menyusut sekitar setengah mil per tahun atau sekitar 2.625 kaki.
Melansir Business Insider, Kamis (17/9/2020), para ilmuwan memprediksi gletser akan kehilangan semua esnya dalam waktu sekitar 200 hingga 600 tahun. Saat itu terjadi, maka permukaan laut akan naik sekitar 1,6-2 kaki.
Namun, kenaikan permukaan laut tak hanya akan berhenti sampai di situ. Gletser saat ini bertindak sebagai penyangga antara pemanasan laut dan gletser lainnya. Runtuhnya gletser dapat menurunkan massa es di sekitar Antartika barat. Proses ini juga akan menaikkan permukaan laut menjadi hampir 10 kaki, dan secara permanen dapat menenggelamkan sejumlah wilayah, dari kota New York, Miami dan Belanda.
“Ini adalah perubahan besar, (perlu) penulisan ulang garis pantai,” kata David Holland, profesor ilmu atmosfer di Universitas New York, yang menyumbang penelitian untuk International Thwaites Glacier Collaboration.
International Thwaites Glacier Collaboration adalah organisasi yang mempelajari gletser melalui kapal pemecah yang dapat menembus lapisan es yang tebal. Pada bulan Februari lalu, para peneliti menemukan rongga yang berukuran hampir se kota Manhattan di bagian bawah Thwaites.
Dua studi terbaru dalam bulan ini telah menambah detail pada gambaran mengkhawatirkan terkait kondisi gletser Antartika. Studi yang dipublikasikan pada minggu lalu di jurnal Cryosphere menemukan bahwa arus laut yang hangat mungkin turut andil dalam mencairkan badan es gletser Thwaites
Sedangkan studi lainnya menggunakan citra satelit untuk menunjukkan bahwa bagian Thwaites dan gletser di sekitarnya, Pine Island Glacier, pecah lebih cepat dari yang pernah diperkirakan sebelumnya. Studi tersebut diterbitkan Senin lalu di Proceedings of the National Academy of Sciences.
Citra satelit menunjukkan pecahnya gletser Thwaites dan Pine Island Glaciers menyebabkan kenaikan permukaan laut global hingga sekitar 5 persen. Para peneliti juga menghitung, Pine Island Glaciers juga telah kehilangan wilayah seluas Los Angeles dalam enam tahun terakhir.
Ini pertama kalinya kami melihat tanda-tanda lapisan es Pine Island menghilang. Kerusakan ini sulit disembuhkan,” kata Stef Lhermitte, seorang ahli satelit dan penulis utama studi PNAS, pada Washington Post. Bahkan, pencairan es Antartika tidak hanya di Thwaites, tetapi lapisan es di benua ini juga mencair enam kali lebih cepat daripada tahun 1980-an.
Setidaknya, pencairan es tersebut telah menumpahkan 252 miliar ton air per tahun, mengalami kenaikan dari 40 miliar ton per tahun pada 40 tahun lalu. Apabila seluruh lapisan es Antartika mencair, maka para ilmuwan memperkirakan permukaan laut global akan naik hingga 60 meter atau 200 kaki. (kompas.com/Business Insider)