Pemprov dan Bank NTT Sinergi Kirim 2.000 Pemuda Belajar dan Bekerja di Jerman

  • Whatsapp
Dirut Bank NTT Alexander Riwu Kaho menyampaikan program vokasi di hadapan siswa dan kepala sekolah di Kolbano, Sabtu (15/4/2023). Foto: Lintasntt.com

Kolbano – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur (NTT) bersinergi dengan Bank NTT merekrut dan mengirim 2.000 pemuda untuk belajar dan bekerja di Jerman.

Para pemuda yang direkrut, seluruhnya berasal dari lulusan SMA dan SMK tersebar di seluruh NTT dengan jumlah terbanyak dari Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) sebanyak 600 orang.

Read More

Pengiriman pemuda dari NTT ini bagian dari Program Vokasi atau belajar sambil bekerja yang digagas oleh Gubernur NTT Viktor Laiskodat dan Ketua Dekranasda NTT Julie Sutrisno. Gubernur Laiskodat tidak hanya memberikan perhatian terhadap pembangunan infrastruktur pendidikan, tetapi juga membangun SDM melalui program vokasi.

Hal tersebut disampaikan Direktur Bank NTT Hary Alexander Riwu Kaho saat menjelaskan program vokasi tersebut kepada kepala sekolah, siswa dan warga saat kunjungan kerja (kunker) di SMK Negeri 1 Kolbano, Sabtu (15/4/2023).

Riwu Kaho mengatakan, proses pengiriman pemuda ke Jerman diawali dengand diutusnya 4 kepala sekolah ke Jerman beberapa waktu lalu. Tujuan kepala sekolah ke Jerman untuk memastikan dukungan dan kerjasama antara pemerintah negara itu bersama Yayasan Global Catalyst dan Pemprov NTT.

Selanjutnya pada 3-5 April 2023 digelar rapat online yang melibatkan berbagai pihak termasuk dinas pendidikan NTT guna memantapkan program vokasi tersebut. “Nanti pada tanggal 2 Mei 2023, ada MoU antara Yayasan Global Catalyst, orang-orang diaspora di Jerman yang memberikan perhatian dan mendukung terhadap kegiatan ini,” ujar Riwu Kaho.

Kegiatan selanjutnya adalah penjaringan terhadap 2.000 pemuda yang dilakukan dinas pendidikan provinsi dan kabupaten untuk mengikuti kursus Bahasa Jerman selama 6 bulan. Kursus akan difasilitasi oleh Prime Education, sebagai perwakilan Yayasan Global Catalyst di Indonesia.

Anggaran

Adapun anggaran pengiriman ribuan pemuda ke Jerman ini membutuhkan anggaran sebesar Rp51.700.000 per orang yang kemudian dibulatkan menjadi Rp52 juta.

Anggaran tersebut termasuk biaya rekrutmen, kursus Bahasa Jerman, asuransi, visa dan tiket pesawat. Dari total anggaran tersebut, sebanyak 80% atau sekitar Rp42 juta ditanggung oleh Yayasan Global Catalyst, sedangkan sisanya Rp10 juta diberikan dalam bentuk kredit profesi oleh Bank NTT tanpa bunga.

Setelah bekera di Jerman, mereka memiliki kewajiban mengembalikan anggaran yang sudah dikeluarkan Global Catalyst dan Bank NTT antara 2-4 tahun.

70 Bidang Pekerjaan

Program vokasi ini memiliki 70 ruang lingkup mulai dari jasa hingga teknik, antara lain perhotelan, restoran, desain intererior, asuransi, perpajakan, kedokteran, arsitektur, informasi, teknik sipil, elektronika dan tekologi lainnya.

Lingkup pekerjaan tersebut sangat dibutuhkan untuk membangun Nusa Tenggara Timur termasuk Kabupaten TTS, sebab tantangan membangun daerah ini adalah pada kualitas SDM. “Karena membangun daerah ini adalah SDM yang berpikir, bekerja secara modern dengan visi yang maju dan jauh kedepan, tentu berbasis teknologi, ilmu pengetahuan dan wawasan yang dikembangkan,” kata Riwu Kaho.

Menurutnya, setelah bekerja di Jerman, para pemuda ini bisa memberikan rekomendasi kepada kenalan, keluarga maupun rekan-rekan mereka untuk datang ke Jerman dan bekerja di bidang tersebut, tentu setelah melalui seleksi terutama penguasaan Bahasa Jerman.

“Setelah sudah mandiri, bisa memberikan referensi kepada kepada dinas pendidikan untuk anak-anak atau kelaurga mengikuti program ini,” tandasnya. (*)

Editor: Gamaliel

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *