Pelni Jual Tiga Kapal untuk Tekan Kerugian

  • Whatsapp
Kapal Pelni
Kapal Pelni

JAKARTA– Direktur Utama PT Pelni (Persero) Sulistyo Wimbo Hardjito mengatakan pihaknya akan menjual tiga dari kepemilikan perusahaan sebanyak 32 kapal, agar mampu menekan kerugian perusahaan.

Sulistyo, setelah rapat pimpinan BUMN di Jakarta, Kamis, mengatakan tiga kapal tersebut sudah mengalami penurunan fungsi, bahkan ketiganya sudah tidak beroperasi selama satu tahun terakhir. “Perseroan mengalami inefisiensi karena masih harus mengeluarkan biaya perawatan dan beban gaji pegawai jika mempertahankan tiga kapal tersebut,” ujarnya.

Salah satu kapal yang hendak dijual itu adalah kapal penumpang berukuran besar yakni Kapal Kerinci, yang biasanya beroperasi di dua wilayah Indonesia Barat dan Timur. Dia enggan merinci lebih jauh berapa harga jual kapal tersebut.

Menurutnya, penjualan kapal tersebut sebagai langkah efisiensi keuangan perusahaan yang telah menjadi prioritas perusahaan sejak dirinya dilantik menjadi Dirut Pelni Mei lalu.

Menurut dia, perusahaan juga sedang mengkaji bentuk dan spesifikasi kapal untuk pengadaan baru.  Dia memaparkan terdapat tiga konsep kapal untuk proyek pengadaan baru tersebut, yakni kapal khusus penumpang, kapal khusus barang, atau kapal penumpang yang digabungkan dengan barang, dan juga kendaraan. “Kita masih mengkaji itu. Untuk nilai ekonomisnya juga nantilah baru dapat saya jelaskan,” ujarnya.

Selain program efisiensi itu, dia mengatakan Pelni juga akan menggiatkan peningkatan pelayanan kepada penumpang. Buruknya pelayanan Pelni terhadap penumpang, kata dia, menjadi salah satu “pekerjaan rumah” perusahaan tersebut.

Dia mengaku telah berkeliling hingga ke Natuna, Kepulauan Riau, dan berpura-pura menjadi penumpang sebelum dia dilantik Mei lalu. Tujuan dari kegiatan “blusukan” itu untuk mengetahui permasalahan utama Pelni sehingga merugi dalam setahun terakhir. “Permasalahan Pelni itu adalah pelayanan kepada penumpang, dan bagaimana cara menekan kerugian dengan efisiensi,” ujarnya.

Pada 2013, Pelni membukukan pendapatan sebesar Rp2,4 triliun, namun perseroan tetap merugi sekitar Rp630 miliar, salah satunya, akibat inflasi yang menyebabkan kenaikan biaya pokok kapal. (sumber: republika.co.id)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.