Pedagang di Kupang Diduga Permainkan Harga Telur

  • Whatsapp
Harga Telur Naik

Kupang–Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan (Kemendag) Dody Edward mengatakan harga telur di Nusa Tenggara Timur (NTT) seharusnya tidak naik.

“Karena secara nasional, harga telur turun dan distribusi telur dari Surabaya ke NTT juga tidak ada masalah,” akta Dody Edward kepada wartawan seusai Rapat Koordinasi Ketersediaan Pasokan dan Stabilitas Harga Bahan Kebutuhan Pokok jelang natal dan tahun baru di Kupang, Kamis (21/11) sore.

Saat ini harga telur di pasar tradisonal Kota Kupang melonjak hingga Rp53.000 per rak isi 30 butir, naik dari harga sebelumnya Rp48.000 per rak. Harga telur cenderung naik jelang natal dan tahun baru. Pada Desember 2018, harga telur juga melonjak tajam hingga Rp60.000 per rak.

Dody mengakan akan bertolak ke Surabaya, Jawa Timur untuk mengecek harga telur di distributor setempat. Selama ini pedagang di NTT mendatangkan telur dari Surabaya.

Dia juga minta satgas pangan memanggil pedagang yang nekat melakukan penimbuhan atau menaikan harga bahan kebutuhan pokok termasuk telur. Pemerintah daerah juga diharapkan mengambil langkah-langkah koordinatif untuk menstabilkan harga bila terjadi kenaikan harga yang di luar kewajaran.

Pemerintah daerah, lanjut Dody, harus meningkatkan koordinasi antarinstansi di daerah untuk
memastikan ketersediaan bapok (bahan kebutuhan pokok) melalui kegiatan operasi pasar dan pasar murah di lokasi-lokasi pemukiman masyarakat berpendapatan rendah.

“Pemerintah daerah juga harus memastikan pelaku usaha tidak menaikkan harga secara tidak wajar
dan mengimbau pelaku usaha untuk tidak menimbun barang dalam rangka spekulasi. Dalam
melakukan pengawasan, pemerintah daerah perlu meningkatkan kerja sama dengan Satgas Pangan,”
tutup Dody.

Menurutnya, Rakorda dan pantauan bapok merupakan salah satu langkah strategis Kemendag dalam menghadapi Natal 2019 dan Tahun Baru 2020. Kegiatan ini diluncurkan oleh Menteri Perdagangan di kantor
Kemendag, Jakarta, pada 13 November 2019.

Waktu pelaksanaan kegiatan tersebut antara minggu ke-2 November sampai dengan minggu ke-2
Desember 2019. Kegiatan ini dijadwalkan berlangsung di 15 daerah pantauan utama, yaitu Sumatra
Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua,
dan Papua Barat sebagai daerah yang mayoritas masyarakatnya merayakan Natal.

Selain itu, rakordajuga dilaksanakan di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, dan Bali sebagai daerah yang diprediksi berpotensi memberikan andil inflasi cukup tinggi. (gma)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.