Pasar Perbatasan RI-Timor Leste Beroperasi 28 Oktober

  • Whatsapp
Numirando Soares Martins  (kiri) menyerahkan Kopi Dili kepada Gubernur Frans Lebu Raya, Rabu (8/10). Foto: Gamaliel
Numirando Soares Martins (kiri) menyerahkan Kopi Dili kepada Gubernur Frans Lebu Raya, Rabu (8/10). Foto: Gamaliel

Kupang—-Lintasntt.com: Pemerintah Timor Leste menjadwalkan peresmian Pasar Perbatasan yang dibangun di Batugade, Distrik Bobonaro pada 28 Oktober 2014.

Kepastian peresmian pasar  Batugade setelah Menteri Perdagangan, Industri, dan Lingkungan Hidup Timor Leste Numirando Soares Martins bertemu Gubernur NTT Frans Lebu Raya di Kupang, Rabu (8/10) petang. Numirando mengundang gubernur menghadiri peresmian pasar yang dibangun sejak 2010 tersebut.

Wilayah Batugade berbatasan dengan Motaain, Kecamatan Kakulek Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur. Di lokasi ini juga terdapat pasar perbatasan yang dibangun Pemerintah Indonesia pada 2003, namun belum dimanfaatkan maksimal.

Martins bersama sejumlah pejabat negara tersebut datang ke Kupang untuk menyampaikan undangan peresmian pasar tersebut ke Pemerintah Provinsi NTT. Seperti diketahui, Indonesia telah membangun pasar perbatasan di di Motaain pada 2005, akan tetapi pasar tersebut mubazir karena pihak Timor Leste ketika itu belum siap. “Pembukaan pasar ini bukan sekadar urusan ekonomi tetapi lebih jauh soal persahabatan dan kekeluargaan,” ujarnya.

Menurutnya pembukaan pasar ini sudah dikoordinasikan dengan Pemerintah Indonesia guna menyiapkan kebutuhan sehari-hari bagi warga kedua negara yang bermukim di perbatasan. “Kita dibatasi oleh negara, tetapi tidak membatasi hubungan kekeluargaan sesama orang Timor,” ujarnya.

Gubernur NTT Frans Lebu Raya bersedia menghadiri pembukaan pasar tersebut dan berharap barang-barang yang dijual di pasar bisa memenuhi kebutuhan warga. Urusan pasar perbatasan kata Dia, tidak berhenti sampai di situ. Pasalnya saat ini Indonesia, Timor Leste dan Australia sedang membahas perdagangan segitiga yang diharapkan bisa terwujud dalam waktu dekat.

Staf Ahli Menteri Perdagangan, Industri, dan Lingkungan Hidup Timor Leste Joaquim Afat yang turut dalam pertemuan itu mengusulkan pasar perbatasan digelar dua kali dalam satu pekan yakni satu kali di pasar perbatasan Batugade dan satu kali digelar di Motaain.

Pedagang maupun warga yang akan menjual dan membeli barang di dua pasar ini, akan membawa pas lintas batas (PLB) yang dikeluarkan pemerintah kedua negara. PLB tersebut sebagai pengganti paspor guna mempermudah akses ekonomi masyarakat. Adapun mata uang yang digunakan dalam transaksi di pasar perbatasan adalah rupiah dan dolar.

Dengan demikian, warga Timor Leste yang ingin membeli barang-barang kebutuhan pokok dari Indonesia, bisa berbelanja di Pasa Motaain. Sebaliknya warga Indoenesia yang ingin memperoleh barang-barang dari Timor Leste, datang ke pasar perbatasan Batugade. (gba/MI)

Komentar ANDA?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.